KAPOL.ID – Erafone, bagian dari Erajaya Digital, telah berhasil mengumpulkan dan mendaur ulang lebih dari 1.900 unit gawai melalui kampanye “Erafone Jaga Bumi” sejak awal tahun 2025.
Pencapaian ini diumumkan dalam diskusi “Yuk, Bijak Kelola Sampah Elektronik” yang diselenggarakan oleh Erajaya Digital bekerja sama dengan Katadata Green di Bandung hari ini.
Kampanye Erafone Jaga Bumi merupakan langkah proaktif Erafone dalam mengelola limbah elektronik (e-waste). Inisiatif ini bertujuan menyediakan fasilitas pengumpulan e-waste di Indonesia, dengan sampah elektronik yang terkumpul di sejumlah titik drop box akan didaur ulang melalui proses ramah lingkungan.
Gerakan ini menawarkan solusi aman bagi masyarakat yang ingin membuang perangkat elektroniknya.
Jimmy Perangin-angin, Group Chief of HC, GA, Litigation, & CSR at Erajaya Group, mengungkapkan bahwa secara lingkungan, kegiatan ini telah memberikan dampak nyata, yaitu mengurangi emisi karbon hingga 467 kg CO₂, menghemat energi sebesar 854 kWh, serta mengurangi kebutuhan lahan TPA/landfill sebesar 10 m².
“Ini menunjukkan bahwa langkah kecil dari konsumen, jika difasilitasi dengan benar, bisa menghasilkan dampak lingkungan yang signifikan dan terukur. Melalui Erafone Jaga Bumi, Erajaya Group ingin menjadi bagian dari solusi atas isu lingkungan, tidak hanya bagi pelanggan tetapi juga demi masa depan bumi Indonesia. Karena itu, kami mengajak semua pihak untuk membangun ekosistem pengelolaan e-waste yang inklusif, terstruktur, dan berkelanjutan,” ujar Jimmy.
Jimmy menambahkan, gerakan Erafone Jaga Bumi ini menjadi momentum bagi semua pihak untuk lebih bertanggung jawab sebagai konsumen, lebih kolaboratif sebagai masyarakat, dan lebih visioner sebagai pelaku usaha.
“Kami mengajak semua pihak untuk segera bertindak dengan tidak membuang e-waste sembarangan. Mulailah dari langkah sederhana, seperti menyalurkan e-waste ke dropbox Erafone Jaga Bumi. Harapannya, program ini tidak hanya menjadi fasilitas, tetapi juga mendorong aksi kolektif untuk menjaga lingkungan,” tegasnya.
Pada tahap awal, sudah tersedia 10 drop box di 10 gerai Erafone di Jabodetabek. Sepanjang tahun ini, Erafone berencana menghadirkan sekitar 25 – 50 drop box di enam wilayah kerjanya. Kampanye Erafone Jaga Bumi juga menjadi bagian dari komitmen dan implementasi ESG Erajaya Group.
Urgensi Pengelolaan E-waste di Indonesia
Statistik Global E-waste Monitor pada 2024 menunjukkan kenaikan sampah elektronik lebih cepat lima kali lipat ketimbang capaian daur ulangnya, dengan total timbulan sampah elektronik sedunia mencapai 62 miliar kilogram.
Namun, hanya 22,3 persen yang berhasil dikumpulkan serta didaur ulang secara ramah lingkungan. Di Indonesia sendiri, catatan Kementerian PPN/Bappenas menyebutkan timbulan e-waste nasional telah mencapai 2,1 juta ton pada 2023, dan KLHK memproyeksikan angka ini akan mencapai 4,4 juta ton pada 2030.
Leader of World Cleanup Day Indonesia, Andy Bahari, mengapresiasi kampanye pengelolaan sampah elektronik yang dilakukan oleh Erafone.
“Hingga saat ini, masyarakat masih belum teredukasi terkait e-waste dan masih banyak yang membuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah elektronik itu ada di mana-mana dan belum ada solusinya. Sangat disayangkan masih banyak yang buang sampah elektronik ke TPA dan belum ada sistem pengelolaan khusus e-waste. Saya mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Erafone dengan menempatkan dropbox di tokonya untuk sampah elektronik,” kata Andy.
Ia berharap kampanye ini bisa diikuti oleh perusahaan lain, karena inisiatif kecil seperti ini sangat diperlukan untuk mengedukasi masyarakat terkait sampah elektronik.
Senada dengan Andy, Founder of Asah & Co-founder Parongpong, Gadis Praweswari, menyoroti belum adanya solusi komprehensif terkait peningkatan sampah elektronik.
“Saya sempat mampir ke TPA Leuwigajah di Bandung dan warga di sekitar sana pun masih banyak yang membuang sampah sembarangan, termasuk sampah elektronik,” ungkap Gadis.
Oleh karena itu, ia menekankan perlunya upaya edukasi yang intensif kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah elektronik, bahwa sampah elektronik tidak melebur di tanah. ***