BISNIS

Gara-gara Online, Penjual Ayam Kampung Pinggir Jalan Mengeluh

×

Gara-gara Online, Penjual Ayam Kampung Pinggir Jalan Mengeluh

Sebarkan artikel ini
Penjual Ayam
Unus mengacungkan ayam kampung sebagai tanda menawarkannya kepada pengendara yang lewat jalur Salawu-Gatut. (Foto: kapol.id/Adji Shg)

KAPOL.ID — Sudah menjadi tradisi menjelang Hari Raya Idulfitri, para penjual ayam di pinggir jalan terutama di jalur Salwu-Garut, banyak bermunculan.

Salah satu penjual ayam kampung adalah Unus (59), warga Kampung Citamiang, Desa Tanjungsari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.

“Biasanya dari mulai jam 07.00 pagi, sampai sore jualan di sini mah,” kata Unus kepada kapol.id di pinggir jalan, Kampung Langkob, Desa Tanjungsari.

Dalam setiap harinya, kata Unus yang sudah delapan kali lebaran berjualan ayam, ia membawa sepuluh hingga lima belas ekor ayam dengan berbagai ukuran dan timbangan.

Unus biasanya menawarkan langsung ayam-ayam tersebut kepada para pengendara; baik pengendara mobil maupun pengendara motor. Caranya dengan mengacung-acungkan ayam tersebut sebagai isyarat.

“Ada yang satu kilo setengah, yang dua kilo, bahkan yang lebih juga ada. Tapi biasanya sistem penjualan tidak ditentukan oleh berat badan ayam, namun dengan sistem satuan,” tambah Unus.

Adapun kisaran harganya antara Rp 100 ribu hingga Rp 250 ribu per ekor. Tergantung kesepakatan antara penjual dengan pembeli.

Unus sendiri tidak selalu memelihara ayam kampung. Ia justru membelinya langsung dari warga sekitar tempat tinggalnya. Kemudian menjualnya kembali untuk mencari keuntungan.

Dalam sehari Unus bisa menjual ayam dalam jumlah yang tidak menentu. Paling banyak sehari bisa laku sampai 10 ekor, walaupun sering juga hanya laku dua ekor, tiga ekor, bahkan satu ekor.

Untuk tahun ini, Unus mengalami penurunan jumlah penjualan. Dalam lima hari terakhir berjualan, paling banyak ayam Unus hanya laku empat ekor dalam sehari.

“Kalau dulu mah, paling sedikit sehari bisa laku lima ekor, bahkan pernah sampai sepuluh ekor. Sekarang menurun, karena ada penjualan online,” keluh Unus.

Penjualan online memang lebih memudahkan pembeli. Kata Unus, pembeli cukup pesan melalui telepon.

“Sekarang mah banyak yang pesan lewat telpon, bisa diantar langsung ke rumah. Makanya penjualan ayam seperti ini sudah jarang lakunya,” pungkas Unus.

Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment

Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv

Portal Web : https://kapol.tv/
Portal Berita : https://kapol.id/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv