SOSIAL

Gegara Teror Monyet, PBB Desa Tanjungsari Macet  

×

Gegara Teror Monyet, PBB Desa Tanjungsari Macet  

Sebarkan artikel ini
Monyet
Pemdes Tanjungsari saat berkoordinasi dengan Kecamatan Salawu soal monyet merambah perkampungan.

KAPOL.ID — Gerombolan monyet yang meneror warga 21 dusun di Desa Tanjungsari, Kecamatan Salawu, berimbas juga pada penurunan pemasukan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Hal tersebut melengkapi akibat teror monyet yang menimbulkan keresahan masyarakat.

Keluhan akan menurunnya pendapatan PBB datang dari para petugas penagih PBB yang biasa beroperasi di wilayah Desa Tanjungsari. Salah satunya adalah Hendi.

“Saat saya tagih PBB, warga itu bukannya membayar; tapi malah bilang ‘boro-boro mayar pajeg, paréna gé béak ku monyét’,” keluh Hendi, Selasa (13/12/2022).

Kata-kata seperti itu, tambah Hendi, bukan keluar dari satu atau dua orang saja. Sebagian besar warga mengatakan hal yang sama, karena merasa pertaniannya merugi.

Baca Juga: Monyet Teror 21 Kedusunan, Pemdes Tanjungsari Koordinasi dengan Camat Salawu

Adapun 21 dusun yang sering mendapat teror gerombolan monyet di antaranya Cinehel, Cigobang, Babakan Girang, Babakan Tonggoh, Cintaasih, Cibiru, Cimpalarang, Sukatani, Cibangban, Legokasih, Cikadu, Lembursawah, Cimaung Tonggoh, Rancamulya, Pasiroray, Cibodas, Sukasari, Sukatani, Gunungsindung dan Nanggewer.

Dari dusun-dusun tersebut, pemasukan PBB untuk tahun ini jumlahnya sangat menurun drastis. Padahal, menurut Kepala Desa Tanjungsari, Atep Abdul Kholik, sebelum ada kejadian teror gerombolan monyet pemasukan PBB dari 21 dusun tersebut tak pernah ada masalah.

“Kalau sekarang kami juga lihat sendiri bagaimana kondisi masyarakat di sana. Sebagian besar dari mereka sudah tak bisa lagi menanam palawija. Bahkan menanam padi di sawah pun untuk saat ini berhenti dulu. Karena kalau padinya sudah mau panen, dijarah duluan oleh gerombolan monyet,” kata Atep.

Kondisi seperti itu membuat para penagih PBB kebingungan. Begitu juga dengan Pemerintah Desa Tanjungsari. Membingungkan karena di satu sisi pemasukan pajak harus terpenuhi, di sisi lain kasihan melihat kondisi perekonomian masyarakat yang sedang menurun.

“Kami juga menyadari selama ini masyarakat sedang banyak merugi karena tanamanya banyak dijarah monyet. Untuk menutupi pemasukan PBB ke pemerintah, terpaksa kami cari pinjaman dulu,” kata Atep.

Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment

Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv

Portal Web : https://kapol.tv/
Portal Berita : https://kapol.id/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv