KAPOL.ID–Ketua Gugus Tugas Covid-19, yakni Bupati Kabupaten Tasikmalaya, Ade Sugianto; menampik anggapan semua pihak yang mengatakan pemerintah tidak serius menangani pandemi Covid-19.
Justru sebaliknya, bagi Bupati Ade, pihaknya sudah sangat-sangat serius. Upaya yang ditempuhnya pun menyasar sampai ke level paling lokal, masyarakat tingkat ke-RT-an.
“Yang paling kuat untuk mencegah dan memutus mata rantai Covid-19 itu sebetulnya perilaku masyarakat sendiri. Karena itu transmisi lokal kita harus makin tinggi,” terang Ade, Rabu (13/5/2020).
Dengan demikian, Bupati Ade menerangkan lebih lanjut, fokus pemerintah dalam menjalankan PSBB tidak sekadar melakukan penyekatan di jalan raya. Lebih jauh dari itu, menembus ke berbagai lapisan masyarakat.
Teknisnya, saat ini pemerintah memindahkan panggung perlawanan corona–berupa social recovery–ke RT Siaga. Sebanyak 10.496 tim RT Siaga sudah terbentuk. Juga menerjunkan sebanyak 2.980 orang ASN, supaya memberi motivasi kepada masyarakat.
Pemuka agama juga turut dilibatkan. Pada Rabu (13/5/2020), Bupati Ade mengumpulkan para ulama yang terhimpun dalam wadah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Tasikmalaya.
Pada kesempatan tersebut, DMI menerima bantuan hibah berupa Alat Pelindung Diri (APD), masker, hand sanitizer, dan cairan disinfektan. Pada prosesnya kemudian, DMI berencana menyalurkan hibah bagi para tokoh agama, kalangan DKM, dan masyarakat tersebut ke setiap kecamatan serta desa yang terdampak wabah Covid-19.
“Kami meminta bantuan para kiyai dan ajengan yang selama ini sangat dekat dengan masyarakat dan sangat diikuti masyarakat. Sehingga edukasi pada masyarajat akan pencegahan Covid-19 bisa kena,” lanjut Ade.
Besar harapan Bupati Ade, langkah DMI juga menginspirasi organisasi-organisasi lainnya, antara lain DKPRMI dan FPP, supaya mengedukasi masyarakat.
Edukasi sangat penting. Karena menurut Bupati Ade, pangkal persoalan bukan hanya tidak berkerumun, tapi soal jaga jarak. Kalaupun yang berkumpul hanya dua atau tiga orang, kalau tidak menjaga jarak, bisa saja tertular.