KAPOL.ID –
Sepekan terakhir 12 kasus baru positif covid-19 membuat Ketua Gugus Tugas Kota Tasikmalaya H. Budi Budiman dan jajaran khawatir.
Apalagi sudah berada di zona oranye, satu strip menuju zona merah alias kewaspadaan tinggi.
“PSBB, tidak menutup kemungkinan. Walaupun tidak kami harapkan, jujur saja pembatasan sosial, agama, ekonomi itu membuat semua lelah,” kata Budi di RSUD dr. Soekadjo, Jumat (11/9/2020).
Ia mengatakan, protokol kesehatan tidak bisa ditawar lagi. Semua elemen harus disiplin agar kasus tidak terus melonjak.
“Ikhtiar wajib, dibarengi dengan doa. Jangan terlena pandemi ini sudah selesai, apalagi sampai kita turun ke zona merah dan terpaksa PSBB,” imbuhnya.
Budi mengatakan, percepatan penanganan juga mulai dilakukan dari sisi pengetesan PCR. Bantuan mesin beserta kelengkapannya sudah tersedia.
“Hasil tes itu kan biasanya butuh 20 hari, sekarang sudah bisa 2-3 hari keluar. Ini mempercepat penanganan kasus covid-19 dan menekan risiko penularan,” katanya.
Selain itu, saat ini ruang isolasi rumah sakit di wilayahnya juga dalam kondisi penuh. Ditambah risiko tinggi isolasi mandiri dalam mengendalikan penularan.
“Di bangunan baru Gedung Mitra Batik ini bisa menampung 40 pasien, ada dua lantai dari lima yang digunakan khusus menangani covid-19.”
“Termasuk untuk tenaga kesehatan yamg menangani khusus. Soalnya faskes kita sudah lampu kuning, semua penuh,” kata Budi yang juga Wali Kota Tasikmalaya.
Plus, kata dia, menjadi rujukan di wilayah Priangan Timur banyak pasien dari luar daerah yang dirawat.
“Saat ini saja dari Bogor, Ciamis dan Kabupaten Tasik ada yang dirawat di kita,” paparnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr. Uus Supangat mengatakan ada 35-38 tenaga kesehatan tambahan untuk penanganan pasien covid-19.
Mereka merupakan relawan nakes dan pendukung yang sebelumnya bertugas di RSI Siti Muniroh. ***