BISNIS

Harga Cabai di Tasik Dijaga Tetap Terkendali

×

Harga Cabai di Tasik Dijaga Tetap Terkendali

Sebarkan artikel ini
Pj Wali Kota Tasikmalaya, Asep Sukmana ketika memetik cabai merah jenis tanjung di Sukajaya Bungursari Kota Tasikmalaya, Kamis (9/1/2025).*

KAPOL.ID –
Harga cabai merah di sejumlah Pasar Tradisional Kota Tasikmalaya sempat pedas hingga mencapai Rp 60 ribu-an per kilogram.

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya menjaga harga cabai tetap terkendali. Salah satunya mulai memanen cabai merah di demplot di Sukajaya Bungursari, Kamis (9/1/2025).

“Ini salah satu upaya, ikhtiar dengan Bank Indonesia Tasikmalaya, Unsil Tasikmalaya, Gapoktan agar harga cabai terkendali.”

“Karena cabai kan salah satu penyumbang inflasi. Mudah-mudahan kegiatan seperti ini terus bertambah agar produksi cabai stabil,” kata Pj Wali Kota Tasikmalaya, Asep Sukmana.

Pihaknya berharap, program seperti ini juga dapat berlangsung di kecamatan lainnya. Sehingga dengan produksi yang tercukupi membuat harga tetap stabil.

“Di sini kan didampingi tenaga ahli, jadi penanganannya lebih pas di tengah kondisi cuaca ekstrem,” katanya.

Inflasi

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Laura Rulida Eka Sari mengatakan, target inflasi masih dalam rentang sasaran.

Pada Desember 2024 saat perayaan hari besar juga berada di angka 1,94 dimana rentang sasaran plus minus 2,5.

“Walaupun demikian kita harus tetap menjaga inflasi terkendali. Salah satunya dari komoditi cabai. Di sini baru panen ketiga, nanti sampai 16 kali panen,” ujarnya.

Pihaknya optimis dengan pendampingan bersama tenaga ahli Universitas Siliwangi Tasikmalaya hasil panen dapat terus meningkat. Meskipun dalam kondisi cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini.

“Kita juga membantu alat dan mesin pertanian untuk menjaga kapasitas produksi meski menghadapi cuaca ekstrem.”

“Target kita ini untuk mengantisipasi permintaan meningkat pada bulan ramadan dan idul fitri,” katanya.

Tenaga ahli dari Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Indra Permana mengatakan, penanganan hama salah satu kunci untuk menjaga kualitas dan kuantitas panen.

“Saprotan (sarana produksi pertanian) terus terjaga, fungisida dan pestisida secara kontinyu untuk menjaga buah dan pohonnya,” jelasnya.

Ia mengatakan, fluktuasi harga cabai sepanjang tahun sangat bergantung pada produksi petani. Dan hal tersebut menjelaskan mengapa cabai masuk dalam komoditi penyumbang inflasi.

Produktivitas cabai selain dipengaruhi oleh varietas atau jenisnya dapat dipengaruhi oleh faktor iklim. Di mana pada saat kemarau pertumbuhan tanaman akan terhambat sehingga tanaman tidak terlalu tinggi serta dapat merangsang pembungaan.

“Pembungaan lebih cepat dari waktunya menyebabkan tanaman beresiko dalam menyangga buah. Pada saat fase pembuahan sehingga rawan patah.”

“Selain itu pada saat musim hujan serangan penyakit meningkat dikarenakan kelembaban yang tinggi mendukung perkembangan penyakit seperti dengan sebutan patek,” katanya.

Ia mengatakan, pendampingan yang intens dan saprotan yang terpenuhi permasalahan tersebut dapat di tanggulangi sehingga tidak terjadi gagal panen dan produktivitas tetap optimal.***