KANAL

Jembatan Parung Lesang, Kondisinya “Garinjul”

×

Jembatan Parung Lesang, Kondisinya “Garinjul”

Sebarkan artikel ini

BANJAR, (KAPOL).- Meski pernah beberapa kali sudah diperbaiki dan ditambal sulam, pengendara yang melintas di Jembatan Parung Lesang dekat Pusdai Kota Banjar harus ekstra hati-hati.

Pasalnya, aspal di ujung jembatan dekat lampu pengatur lalu lintas itu kembali rusak.

Kondisinya menganga dan terdapat gundukan aspal yang membahayakan pengendara, terutama pengendara sepeda motor.

Padahal belum ada dua bulan, aspal menganga itu sudah ditambal oleh petugas dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Banjar, namun kondisinya kembali memprihatinkan.

Dicky, warga Kota Tasikmalaya, yang setiap hari melintasi jalan tersebut, merasa terganggu dengan kondisi jalan seperti itu, apalagi kondisinya di jalan jembatan.

“Terkadang saya suka khawatir jika melewati jalan jembatan tersebut. Apalagi kalau malam, suka kelupaan kalau jalannya tidak rata, karena kurang terlihat jelas,” ucapnya, Rabu,(21/08/2019).

Hal senada juga diungkapkan salah satu warga Kota Banjar, Tini, yang mengeluhkan tekstur aspal jembatan yang rusak tersebut, sehingga dirinya khawatir jatuh ketika mengendarai sepeda motor yang dibawanya itu.

“Jembatan ini memang sudah tua sih, makanya bawa kendaraannya harus pelan-pelan. Kalau saya mah sudah tahu diujung jembatan sudah rusak, tapi kasian orang lain yang lewat karena tidak tahu ada yang rusak jalannya,” terangnya.

Warga berharap Pemerintah tidak hanya melakukan tambal sulam di titik kerusakan aspal di jembatan tersebut.

Terlebih posisi jembatan itu berada di titik persimpangan jalan Nasional yang banyak dilalui berbagai macam jenis kendaraan.

Warga juga meminta Pemerintah menyediakan rambu peringatan di dekat titik kerusakan itu supaya menjadi perhatian bagi pengendara yang akan melintas di jembatan Parung Lesang.

“Jalan desa saja sudah bagus, harusnya jalan kabupaten kondisinya harus lebih bagus, karena sudah jelas banyak kendaraan yang melintas. Ketika diperbaikinya tidak maksimal maka akan terus membahayakan. Kemudian kerusakan aspal juga diakibatkan banyaknya kendaraan yang melintas dengan kapasitas melebihi anjuran yang diperbolehkan melalui jembatan itu, jadi over kapasitas dampaknya aspal cepat rusak,” ujar Toni, warga Banjar. (Agus Berrie)***