KAPOL.ID –
Seluruh lapisan warga tak terkecuali Tasikmalaya mulai merasakan dampak ekonomi pandemi Covid-19.
Termasuk masyarakat dengan gaji tetap di perusahaan, ASN bahkan pengusaha konglomerat sekalipun.
Pantauan KAPOL.ID di sejumlah wilayah di Kabupaten Tasikmalaya, kurang lebih sejak tanggal 20 Maret-15 April 2020 terlihat jalan di pusat pemerintahan hingga kecamatan lengang.
Pemilik usaha kecil seperti warung kopi, air minum isi ulang, pengusaha kuliner, dan dan usaha kecil lainnya omsetnya pun menurun drastis.
Dikatakan Dede (38) warga Desa Singaparna. Usaha Warung kopi di komplek Terminal Singaparna sebelum diumumkan corona ini, hasilnya masih bisa mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga.
“Biasa dapat uang sepinya Rp 200 ribu mah mudah, sekarang 50 ribu saja sulit. Padahal ada tujuh anggota keluarga yang harus makan setiap hari,” jelasnya
Sejumlah rekan pedagang, kata dia, sudah ada yang tutup akibat nombok terus. Belum lagi banyak pembeli yang menghutang.
Hal yang sama juga dirasakan Ipan (38) warga Mangunreja. Juru parkir di samping Polres Tasikmalaya ini mengaku ekonomi hancur setelah ada bencana corona.
“Bagi orang kecil seperti saya ini sangat terasa,” ucap Ipan.
Pendapatan biasa per hari dapat Rp 70 ribu, sekarang Rp 20 ribu itu sulit.
“Orang yang berkendara dan parkir di sini itu sepi paling satu dua,” ujar ayah dua orang anak ini.
Untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya, ia harus memutar otak. Pagi hingga siang menjadi juru parkir, sore ngored di kebun.
“Mau kerja seperti orang lain saya terkendala oleh ijazah, jadi begini,” tandasnya.
Ia berharap pemerintah bijak dalam memberikan bantuan ke masyarakat. Jangan sampai hanya orang yang dekat aparatur hanya kerabat kepala desa saja yang mendapat bantuan. (dhi-dhi)***