KAPOL.ID – Kepala Dusun (Kadus) Bojong, Desa Sepatnunggal, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya; Jajang Sanusi mengungkapkan sikap YD, Nakes Puskesmas Sodonghilir yang membuat sebagian warga merasa kesal.
Pada saat mengantar pasien bernama Abdul Basir ke Puskesmas Sodonghilir yang kritis, Jajang mengaku tak masalah jika ada penolakan dengan alasan ruangan penuh. Tetapi, setidaknya Nakes berkomunikasi dengan baik dan sopan.
“Setelah sampai di Puskesmas, salah seorang tim medis (Nakes, Red.) bukannya menindak si pasien, tapi malah menolaknya. Karena penuh dan sedang menangani anak-anak yang kejang,” terang Jajang.
Baca Juga: Camat Sodonghilir Pastikan Kebenaran di Balik Polemik Warganya dengan Puskesmas
Jajang sendiri tidak meminta Nakes menindak Abdul Basir saat itu juga. Setidaknya Nakes bisa melihat dulu kondisi Abdul Basir, apakah memang benar-benar kritis atau tidak.
“Kalau sudah dilihat, misalnya ‘oh ini kritis’, sudah saya bawa lagi pulang. Saya ‘kan tidak penasaran gitu, kalau tim medis sudah menjelaskan. Atau misalnya ‘nanti saya tindak sesudah menindak anak yang kejang itu’,” lanjut Jajang.
Harapan jajang juga setidaknya Nakes bisa berbicara dengan sopan. Yang terjadi justru berbicara keras dan cenderung kasar. Jajang mendapat kesan bahwa Nakes itu mengusirnya.
Baca Juga: Inilah Isi Pakta Integritas Nakes Puskesmas Sodonghilir, Setelah Warga Kecewa Kepadanya
“Katanya gini, ‘saya ini masih menangani anak yang lagi kejang. Udah, itu kan ada mobil desa, udah pake aja mobil desa. Bawa ke Puskesmas Taraju atau ke SMC,” tambah Jajang.
Dengan suasana kesal, Jajang membawa Abdul Basir ke Puskesmas Pembantu (Pustu) di Kecamatan Bantarkalong. Jaraknya sekira 8 kilometer. Dalam perjalanan, Abdul Basir pun meninggal dunia.
“Kalau di sana (Pustu, Red,), penyambutannya baik. Walaupun Abdul Basir sudah dalam keadaan meninggal dunia, tapi langsung ditangani, ‘oh ini sudah tidak ada’,” kata Jajang menirukan ucapan Nakes di Pustu.
Baca Juga: Warga Sodonghilir Meninggal, Diduga Lambat Penanganan Puskesmas
Setelah kejadian tersebut, pada prinsipnya pihak keluarga sudah berdamai dengan Puskesmas Sodonghilir. Tapi masih ada permintaan supaya Puskesmas Sodonghilir memindahkan YH.
Pertimbangan Jajang, permintaan tersebut ia ajukan karena bukan kali itu YH membuat kecewa. Bahkan cara pelayanan YH sudah banyak menelan korban.
“Saya juga berharap Nakes yang lainnya menangani (pasien, Red.) sesuai prosedur yang baik. Mudah-mudahan kejadian ini menjadi hikmah yang baik ke depannya,” pungkas Jajang.
Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv
Portal Web : https://kapol.tv/
Portal Berita : https://kapol.id/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv