PENDIDIKAN

Kreatif, Siswa SDN 230 Margahayu Raya Sulap Sampah Jadi Kerajinan Tangan

×

Kreatif, Siswa SDN 230 Margahayu Raya Sulap Sampah Jadi Kerajinan Tangan

Sebarkan artikel ini
IST

KAPOL.ID — Siswa dan siswi SDN 230 Margahayu Raya, Kota Bandung, menyulap sampah menjadi sesuatu hal yang kreatif dan berguna.

Sampah tersebut seperti botol plastik, plastik, kertas dan kardus.

Kemudian, disulap menjadi figura foto, tempat duduk, celengan, hiasan-hiasan, tempat tisu, vas bunga, dan lainnya.

Ragam kreativitas itu mereka implementasikan dalam Program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang masuk pada kurikulum merdeka.

“P5 ini sangat bermanfaat guna melatih kreativitas guru, siswa, dan orang tua siswa,” kata Kepala SDN 230 Margahayu Raya, Kokom Musyaroh.

Alhamdulillah, kata dia, di sini P5 sangat antusias baik guru, siswa, maupun orangtuanya.

“Kami bisa memaksimalkan dan melihat karakter siswa-siswi. Program P5 yang sudah berjalan dua tahun ini alhamdulillah kami tak ada kesulitan dalam menjalankannya,” kata dia, Rabu (12/6/2024).

Pihaknya masih bisa menanggulanginya, karena memang mampu memanfaatkan barang-barang bekas yang kemudian dikreasikan menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Ia menambahkan, di SDN 230 Margahayu Raya sudah berjalan setiap Rabu dan Kamis berupa kegiatan kebersihan.

Tentu saja, dengan melibatkan siswa-siswi untuk memilih dan memilah sampah. Hasilnya, bisa dilaporkan ke Dinas Pendidikan kota Bandung dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung setiap jumlah sampah yang terkumpul.

“Sampai sekarang, sampah yang dihasilkan dari sekolah ini terus berkurang sampai kurang dari 1 Kg. Kami pun tengah menuju ke Adiwiyata Kota Bandung,” katanya.

Disinggung terkait urgensi sampah sampai harus diperkenalkan sejak dini, Kokom pun menegaskan bahwa semua tahu jika makanan atau minuman sudah menggunakan bungkus.

“Untuk mencegah agar tak terlalu banyak sampah dan mencegah terjadinya bencana longsor serta rusaknya ekosistem laut,  maka sedari TK sudah harus meminimalisasi sampah agar lebih sedikit,” tutur dia.

Sebanyak 500-an siswa ikut serta dalam program P5 yang digelar sehari.

Salah seorang siswi kelas 1C SDN 230 Margahayu Raya, Mikhayla Putri mengaku senang bisa ikut menampilkan tarian dengan mengenakan kostum daur ulang dari sampah serta bisa membuat kreativitas seni dari barang-barang bekas.

“Aku senang dengan acara ini. Ya ini (kostum) hasil dari sampah-sampah yang dikreasikan dibantu ibu. Aku juga membuat kerajinan ecobrick dari bahan sampah botol, busa, dan plastik. Enggak susah kok buatnya,” katanya.

Kemudian, Wali Kelas 1C SDN 230 Margahayu Raya, Fitria Mei mengaku kreativitas siswa hari ini merupakan pengimplementasian dari program P5 yang digulirkan pemerintah melalui kurikulum merdeka.

“Hari ini kebetulan penampilan hasil anak-anak yang sudah dikerjakan selama sebulan sekaligus dikemas dengan adanya gelar karya. Kami sengaja mengusung tema tentang gaya hidup berkelanjutan karena mengingat kondisi sekolah ditambah kota Bandung yang masih belum selesai masalah sampah dan menjadi masalah serius,” katanya.

Fitria pun mengaku anak-anak di SDN 230 Margahayu Raya perlu pembiasaan dan pengenalan terkait sampah, maka sejak semester sebelumnya mereka sudah diminta membuat tong sampah dengan harapan mereka belajar memilah sampah.

“Lalu, di semester kedua ini mereka sudah mulai membuat hasil karya dari sampah non organik, seperti plastik dan botol untuk membuat ecobrick. P5 ini sudah dua tahun bergulir di kami dan melibatkan siswa kelas 1, 2, 4, dan 5 dengan tema secara garis besar sama mengenai pengolahan sampah,” ujarnya.

Sementara itu, Koordinator Kelas 1C, Ayu Tresnoningtyas menambahkan kreasi yang ditampilkan anak-anak hari ini dimulai sewaktu mereka setiap semester diberikan tugas oleh wali kelasnya masing-masing untuk mengkreasikan daur ulang, semisal dari ecobrick.

“Ecobrick itu daur ulang sampah-sampah plastik, kami potong-potong dan masukkan ke dalam botol kosong dan kami bisa bentuk apapun dari ecobrick itu. Anak-anai sempat membuat tempat sampah pada semester 1 dan semester 2 membuat ecobrick,” ujarnya. ***