SOSIAL

KUA Rancasari Serius Cegah Penyebaran HIV Aids di Kalangan Remaja

×

KUA Rancasari Serius Cegah Penyebaran HIV Aids di Kalangan Remaja

Sebarkan artikel ini
IST

KAP0L.ID — Pemerintah Kecamatan dan KUA Rancasari menggelar kegiatan sosialisasi bahaya HIV Aids di kalangan remaja, Senin (25/08/24).

Kegiatan tersebut diikuti 30 remaja putri, mereka berasal dari calon pengantin muda dan siswa tingkat SMA.

Camat Rancasari, Hamdani MM menegaskan edukasi pencegahan HIV AIDS di kalangan anak muda dan calon pengantin muda sangat penting dilakukan guna menurunkan jumlah korban yang terus naik di kecamatan Rancasari.

“Edukasi seperti ini sangat penting di lakukan kepada remaja putri dan calon pengantin muda, karena mereka masih mencari identitas dan jati diri,” katanya.

Hamdani menegaskan dalam kegiatan seperti ini, seluruh peserta memperoleh pengetahuan tentang apa itu HIV AIDS, apa penyebabnya, bagaimana penyebaran dan penanggulangannya.

Dan, yang paling penting stigma negatif kepada teman teman yang positif terjangkit penyakit.

“Melalui edukasi seperti ini, di harapkan para peserta mengerti penanganan, pengobatan dan stigma negatif terhadap korban penyakit HIV Aids,” ujarnya.

Tercatat di Kecamatan Rancasari jumlah korban HIV Aids tembus di angka 103 orang HIV AIDS.

“Dimungkinkan jumlah di tahun ini terus naik. Mengantisipasi bertambahnya jumlah penderita Aids khususnya kalangan remaja,” kata dia.

Pemerintahan Kecamatan Rancasari menggandeng KUA untuk terlibat aktif dalam menekan penyebaran HIV AIDS di kalangan remaja dan juga penanganan korban HIV AIDS.

Kepala KUA Rancasari Najmudin menyambut positif kegiatan sosialisasi tentang bahaya HIV Aids di kalangan remaja dan bagaimana penanganannya.

Untuk menekankan penyebaran virus HIV AIDS khususnya di kalangan remaja. Saat ini KUA Rancasari telah dan terus melakukan penyuluhan terhadap calon pengantin remaja akan bahaya HIV Aids dan pencegahannya.

“Kita juga melibatkan penyuluh agama islam di KUA Rancasari untuk berperan aktif dalam mencegah penyebaran HIV AIDS,” ujarnya.

“Untuk kawasan rancasari data yang didapat di tahun 2022 tembus di angka 100 orang pengidap HIV AIDS, untuk itu kami mengajak kepada seluruh masyarakat dan orang tua untuk mengawasi pergaulan putra putrinya,” ungkapnya.

Peran aktif penyuluh agama islam dalam mensosialisasi bahaya HIV AIDS di tengah masyarakat itu penting, agar lebih banyak warga masyarakat sadar tentang pentingnya menjaga sikap, perilaku dan menjunjung tinggi nilai nilai keagamaan dalam kehidupan sehari hari.

Pasalnya dengan mempertebal pemahaman nilai agama dalam kehidupan sehari hari akan menjadi benteng pertahanan terakhir bagi remaja dari tindakan perilaku bebas, penggunaan jarum suntik atau pergaulan yang menyimpang.

“Saya akan tugaskan kepada seluruh penyuluh agama islam di kecamatan rancasari untuk menyampaikan materi khutbahnya bertemakan bahaya dan penanggulangan HIV Aids,” ucap dia.

Penyuluhan tersebut bisa di sampaikan di setiap majelis taklim, ceramah atau tabligh akbar dalan di komunitas lainnya.

Tentu penyampaian materi tersebut berdasarkan data data yang di dapat di lapangan.

Selain itu penyuluh agama islam juga bisa membuat majelis taklim yang jamaahnya adalah korban yang sudah di vonis terkena HIV AIDS.

Karena mereka pun berhak mendapatkan pendampingan dan penguatan psikologi,melalui pengajian pengajian agar mental nya kuat dan pemahaman keagamaannya terus tebal.

Data tahun 2022 dari puskesmas setempat, di kecamatan rancasari jumlah penderita HIV AIDS sebanyak 2% dari keseluruhan jumlah penduduk. Jika di rata ratakan hampir 103 orang sudah di vonis HIV AIDS, dari kalangan remaja.

Penyebarannya melalui prilaku bebas fan jarum suntik. Tidak menutup kemungkinan jumlah setiap tahun penderita HIV AIDS terus naik.

Untuk menekan jumlah korban HIV naik, dinperlukan langkah konkrit dari seluruh instansi termasuk di dalamnya KUA Rancasari. ***