TASIKMALAYA, (KAPOL).- Semua Pesantren di Jawa Barat harus bisa mandiri secara ekonomi.
Pesantren juga bisa fokus untuk melakukan bisnis. Dan semua pesantren harus bisa berkolaborasi satu sama lain untuk kemajuan bersama.
Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Barat, Kusmana Hartaji pada penutupan pelatihan magang peserta One pesantren One Produk (Opop) Jabar di Pesantren Idrisiyah Pagendingan, Cisayong Kabupaten Tasikmalaya.
“Kita ingin 9.000 pesantren yang ada di Jawa Barat bisa mandiri secara ekonomi,” katanya.
Pemerintah Jawa Barat saat ini mengeluarkan program Opop dalam merangsang pesantren untuk berdaya secara ekonomi.
Ada 1047 pesantren yang lolos seleksi audisi tahap satu dari 1500 ponpes di Jawa Barat yang ikut seleksi.
Selama enam hari para peserta dari 100 pesantren terpilih mendapatkan bimbingan dan pengetahuan soal dunia usaha dari para praktisi dan ahli yang dihadirkan panitia.
Magang sendiri dilaksanakan di empat pesantren besar diantaranya pesantren Idrisiyah, Al-itifaq, Daruttauhid dan pesantren Nurul Iman.
Dan yang memiliki kesempatan magang di Pesantren Idrisiyah sebanyak 253 pesantren yang dibagi dalam tiga angkatan. Angkatan pertama sebanyak 100 pesantren dengan jumlah peserta sebanyak 200 orang
Tahapan selanjutnya kata dia masih banyak yang bisa dilakukan oleh pihak pesantren yang saat ini sudah menjadi juara.
Panitia akan mengambil 100 sampai 170 pesantren untuk dipilih menjadi yang terbaik di tingkat Kabupaten.
“Lanjutkan bisnisnya tingkatkan dan nanti bisa jadi juara di kabupaten. Untuk tahap selanjutnya ada hadiah sampai 400 juta untuk bantuan modal usaha,” katanya.
Sementara itu Pimpinan Pondok Pesantren Idrisiyah, Syekh Akbar M Fathurrahman mengingatkan para peserta dari berbagai pesantren di Jawa Barat itu untuk membangun persaudaraan atas nama Allah dan rasulnya. Karena persaudaraan itulah yang akan abadi hingga akhirat nanti.
“Kita berharap di tempat ini bersaudara atas nama Allah dan Rasulnya,” pinta Syekh Akbar.
Syekh juga memberikan pencerahan soal kunci sukses kepada para peserta yang antara lain harus Lillah.
Motifasi usaha harus dilandasi semata-mata karena Allah. “Cek hati kita karena Allah atau tidak kalau atas nama lain selain allah tidak akan berhasil,” ucapnya.
Lillah kata beliau hanya tumbuh di hati yang bersih. Lillah tempatnya di hati yang selalu membersihkan hati jauh dari perbuatan tercela.
Iklas tidak akan hadir di hati yang banyak penyakit hatinya. Dan persaudaraan yang didasarkan karena Allah hanya hadir dalam hati yang Lillah dan bersih.
Lanjut dia, Sukses yang hakiki adalah Fillah menggunakan jalan Allah. Wasilahnya amal soleh.
Dalam menjalankan usaha dan seluruh aspek kehidupan harus menggunakan cara cara Allah dan Rasulnya.
Dan kunci sukses yang terakhir kata dia adalah billah, atau munculnya pertolongan Allah dan pertolongan Allah hanya akan datang kepada kelompok yang dikehendakinya.
Yakni golongan yang hatinya bersih dan selalu mengingat Allah.
“Semua berangkat dari hati dan jiwa yang bersih maka akan muncul kebaikan, maka pupuk persaudaraan ini dengan hati yang bersih karena Allah dan rasul-nya. Maka Persaudaraan ini bisa menjadi kekuatan untuk terus menyebarkan Islam yang rahmatan lilalamin,” ucapnya.
Peserta magang terbaik ustad Novi dari yayasan Sukamiskin Bandung, mengaku bersyukur bisa magang di pondok pesantren Idrisiyah, karena selain mendapatkan ilmu di bidang usaha juga ilmu dalam mengelola hati atau manajemen ilahiah
“Syekh mengingatkan kita untuk selalu ingat pada Allah maka hati kita akan tenang. Selama ini belum pernah ditemukan sampai menyentuh dan meresap ke dalam hati,” katanya.
Sebagai peserta magang terbaik ustad Novi juga mendapatkan kehormatan pengalungan sorban dari pihak panitia. (KP-03)***