KAPOL.ID –
Praktisi pendidikan Tasikmalaya Ilam Maolani punya usul terkait jadwal masuk sekolah alias tahun ajaran baru bagi siswa di Kota Tasikmalaya.
Pemerintah setempat menyatakan, saat saat ini sudah berada di zona kuning serta mulai memikirkan fase new normal. Namun kehati-hatian atau kewaspadaan terhadap Covid-19 tetap berlaku.
“Maka tetap perlu diterapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti memakai masker, tidak bersalaman dengan menyentuh tangan, mencuci tangan, penyediaan hand sanitizer, jaga jarak fisik,” katanya kepada KAPOL.ID, Jumat (29/5/2020).
Terutama, kata dia, tempat duduk peserta didik di kelas yang diatur dengan jarak tertentu, dan lain-lain. Situasi dan kondisi ini memerlukan persiapan dan kontrol yang ketat dari pemangku kebijakan sekolah dan para guru.
“Apabila tidak ada persiapan yang matang dan pengawasan yang ketat, maka dikhawatirkan sekolah menjadi cluster baru penyebaran Covid-19,” kata Guru SMPN 19 Kota Tasikmalaya ini.
Alternatif lain tahun ajaran baru pada bulan Juli 2020 dengan pembelajaran daring. Akan sangat berbahaya jika pada area zona merah dipaksakan masuk sekolah seperti biasa dengan tanpa protokol kesehatan yang sangat ketat.
“Jika bulan Juli 2020 sebagai awal tahun ajaran baru 2020-2021, tetapi pembelajarannya daring. Ini butuh kurikulum dan perangkat lain yang khusus, plus perlu biaya besar untuk kuota guru dan peserta didik.”
“Pun perlu diperhatikan sekolah-sekolah di pelosok yang bisa jadi guru dan murid-muridnya tidak memiliki perangkat HP serta kondisi jaringan seluler atau internet yang ‘lemah’,” katanya.
Ia mengatakan keputusan masuk sekolah akan melibatkan beberapa pihak, seperti Kemendikbud, Pelaksana Gugus Tugas Covid-19, DPR. Tentu organisasi-organisasi guru pun patut diminta atau didengar usulannya.***