KAPOL.ID –
Pada saat hari raya, sebagian besar warga saat pulang kampung menggunakan kendaraan. Baik itu mobil pribadi, maupun kendaraan umum.
Hingga tak heran jika musim lebaran tiba banya sekali mobil berplat luar kota yang berjejer di perkampungan.
Tidak demikian yang dilakukan oleh
Samin (54), warga Kampung Parawan Desa Lengkongjaya Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya.
Saat orang lain pulang kampung memakai mobil, dia berangkat dari Jakarta memakai bajay.
“Yang penting setiap lebaran saya bisa sampai ke kampung halaman berkumpul dengan anak istri,” katanya saat ditemui rumahnya, Minggu (6/4/2025).
Samin yang asli orang Kuningan Jawa Barat menikah dengan orang Cigalontang. Ia mengaku sangat bangga menjalani profesi sebagai supir bajay.
Saking bangganya terhadap kendaraan roda tiga miliknya tersebut, setiap lebaran pulang kampung ke Cigalontang selalu memakai bajay.
“Kalau dulu mah memang suka naik bis, lalu coba-coba naik bajay, dan ternyata enak juga. Hingga sampai sekarang sudah lebih dari delapan kali tiap lebaran kalau pulang kampung selalu naik bajay bersama anak istri,” katanya sambil tersenyum.
Untuk tahun sekarang, dia naik bajay sendirian karena membawa barang barang banyak. Sementara anak dan istrinya menggunakan moda transportasi lain.
Perjalanan dari Jakarta, ke Kuningan hingga Cigalontang menggunakan bajay, total waktu tempuh selama 16 jam.
“Kemarin saya dari Jakarta, mulai berangkat hari Sabtu pukul 05.30 WIB sehabis solat subuh. Tiba di Kuningan pukul 9.00 WIB.”
“Bertemu dengan saudara dulu, lalu jam 12 siang habis solat zuhur berangkat lagi menuju Cigalontang. Sampai sini jam 8 malam,” kata Samin.
Ia bercerita, pulang kampung menggunakan bajay harus memiliki mental yang kuat. Karena sepanjang perjalanan harus bersaing dengan ribuan kendaraan lainnya di jalan.
“Namanya di jalanan ya pasti aja ada yang kadang mencaci, bahkan yang seneng juga banyak. Kalau lagi macet banyak yang malah minta foto-foto di depan bajay, saya sih seneng aja,” ujarnya.
BBG
Sedangkan bahan bakar untuk bajay, Samin bukan menggunakan BBM melainkan cukup menggunakan gas melon 3 kilogram.
“Di Jakarta kan bajay sudah tidak ada yang memakai BBM, tapi gas. Kalau keluar kota kan jarang ada pengisian gas umum. Makanya kita gunakan gas melon 3 kg.”
“Kemarin dari Jakarta ke Kuningan hingga sampai ke Cigalontang hanya habis 2 tabung gas melon,” jelasnya.
Samin mengatakan, penggunaan bahan bakar gas memang sangat hemat. Pernah saat mudik sebelumnya saat masih menggunakan BBM habis hingga 15 liter.
“Kalau perjalanan mah bisa tiga kali istirahat, sambil mengopi dan mendinginkan mesin,” kata Samin.***