KAPOL.ID – Musyawarah desa tidak melulu membahas rencana strategis pembangunan melalui silang pendapat. Di Desa Wargakerta, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya dikemas berbeda.
Kepala Desa Wargakerta, Nurul Muhtadin memandang pembangunan mesti seimbang bukan prasarana fisik semata, tetapi kearifan lokal juga mesti mendapat tempat.
“Masyarakat desa harus mempertahankan jati diri warga desa seutuhnya. Budaya gotong royong, silih asah silih asih silih asuh, rempug jukung sauyunan, serta berakar kuat terhadap seni tradisi sendiri,” katanya.
Selain itu menurutnya, warga desa juga harus mengimbangi kemajuan zaman, di antaranya melek teknologi informasi, sehingga terhadap kemajuan jaman warga desa tetap peka tapi identitas sebagai desa seutuhnya juga tidak luntur.
Musyawarah desa gaya kepala desa muda ini bikin warga melongo, karena unik. Tanpa mengurangi makna, rencana pembangunan desa setahun ke depan digelar dengan riang gembira.
Musyawarah Desa (MusDes) Musyawarah Rencana Pembangunan Desa. Hal ini untuk menggodog hal apa saja yang akan dilakukan oleh Pemerintah Desa selama satu tahun ke depan.
Pemerintah desa, Badan Perwakilan Desa dan lembaga desa lainnya, termasuk RT/RW, di Desa Wargakerta larut dalam suasana budaya Sunda yang dipusatkan di Kampung Raweuy Desa Wargakerta, Kec. Sukarame, Kab. Tasikmalaya, Selasa (21/12/2021).
“Sebelum musyawarah inti dilaksanakan, masyarakat dari berbagai pelosok desa beriring-iringan dengan mengusung jampana yang berisikan hasil bumi dan produk UMKM asli masyarakat desa,” kata Nurul Muhtadin.
Terlihat bagaimana masyarakat dari berbagai lapisan masyarakat bersuka cita menyambut momen penting untuk menentukan nasib dirinya selama satu tahun ke depan
Acara dilanjut dengan berbagai penampilan kreasi seni masyarakat diantaranya Jaipongan, paduan suara lagu sunda dan lain-lain.
Disekitar lokasi acara dipenuhi dengan stand-stand UMKM Desa dari masing-masing RT yang telah menerima kucuran modal dari Pemerintah Desa yang bersumber dari Dana Desa sebagai strategi pemulihan ekonomi pascapandemi.
“Ini langkah kecil kami. Sebagai ikhtiar ‘Desa Wargakerta menuju Desa Budaya’”,” Nurul Muhtadin menandaskan.