KAPOL.ID — Budi daya padi organik di Kabupaten Tasikmalaya terus tumbuh. Paling tidak ada tiga kecamatan yang menjadi pusat pertanian organik sejauh ini, antara lain di Kecamatan Cisayong, Sukahening dan Pagerageung.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin mengemukakan bahwa luas area pertanian organik di wilayahnya sudah mencapai 5.000 hektare. Potensi hasilnya sampai 6 ton per hektare dalam sekali panen.
Dengan tingginya potensi tersebut, Kabupaten Tasikmalaya kemudian terpilih menjadi satu dari tiga kabupaten/kota di Indonesia sebagai bakal utusan untuk mengikuti Ekspo padi organik di Eropa dan Afrika. Di Eropa antara lain di Spanyol dan Belanda, sementara di Afrika adalah di Turki.
“Jelas ini merupakan suatu kebanggaan bagi Kabupaten Tasikmalaya. Jadi, kita membuat e-katalog-nya, bahwa padi organik itu asalnya dari Kabupaten Tasikmalaya,” terang Nuraedidin dalam kegiatan fun agriculture development, Senin (24/10/2022).
Adapun rangkaian acara ekspo yang akan diikuti adalah seminggu di Turki, lima hari di Belanda dan lima hari Spanyol. Ekspo akan berlangsung mulai 1 November 2022.
Di Kabupaten Tasikmalaya sendiri, kata Nuraedidin, budi daya padi organik bukan hal baru. Sudah sejak lama padi organik sudah berkembang di Kecamatan Cisayong melalui Gapoktan Simpatik. Perkembangannya sekarang semakin luar biasa.
“Selain di Cisayong kan ada juga di Kecamatan Pagerageung dan Sukahening. Mudah-mudahan ke depan bisa berkembang juga di wilayah Cipatujah,” lanjut Nuraedidin.
Sementara dari sudut petaninya, pelaku budi daya padi organik belum begitu dominan. Berdasarkan data yang ada, kata Nuraedidin, paling baru sekitar 20 persen. Tapi mereka terus produktif meskipun dalam masa pandemi Covid-19.
Buktinya, Kabupaten Tasikmalaya terus saja menghasilkan ribuan ton beras. Pada masa pandemi Covid-19 pun sampai mengalami surplus beras sekitar 5.000 ton. Itu hasil tiga kali panen dalam setahun kalender.
“Karena itu kami sangat berterima kasih kepada para petani. Surplus beras ini juga menjadi kontribusi bagi Jawa Barat sehingga menduduki urutan kedua di tingkat nasional, setelah Jawa Timur, sebagai penghasil beras terbanyak di Indonesia. Biasanya ketiga setelah Jatim dan Jateng,” Nuraedidin menandaskan.
Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv
Portal Web : https://kapol.tv/
Portal Berita : https://kapol.id/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv