KAPOL.ID – Para calon kepala daerah harus memutar otak untuk meyakinkan warga agar menggunakan hak pilihnya di pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020. Pasalnya, pandemik virus corona membatasi kegiatan penggalangan massa dan kemungkinan menurunkan partisipasi pemilih.
Pandemi virus corona tak menyurutkan niat pemerintah untuk tetap menggelar Pilkada serentak pada 9 Desember nanti. Bahkan target persentase partisipasi pemilih untuk nasional tetap tinggi, yaitu 77,5 persen.
“Kalau di Pilkada Solo ya sama, kami menyesuaikan target nasional. Tidak mungkin kami menurunkan target meskipun pandemi,” kata Ketua KPUD Solo, Nurul Sutarti, kepada VOA. Namun, dia menegaskan kesehatan penyelenggara dan pemilih harus terjamin selama pelaksanaan Pilkada.
Menurut Nurul, target tingkat partisipasi dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Solo tahun ini lebih tinggi daripada tingkat partisipasi pada Pilwalkot 2015, yaitu 74 persen, 2010 pada kisaran 71 persen, dan pada 2005, yaitu 76 persen.
“Untuk mencapai target pemilih, kami akan menggerakkan komunitas- komunitas di masyarakat untuk menjadi relawan demokrasi. Meski jumlah sedikit, mereka akan tetap aktif mengajak masyarakat menggunakan hak pilih di Pilkada,” ujarnya.
Tak hanya itu, imbuh Nurul, KPUD juga menggencarkan penggunaan media sosial untuk menginformasikan protokol kesehatan di Pilkada.
Para kandidat juga tampaknya tidak berniat menurunkan target. Tim pemenangan Gibran – Teguh menargetkan perolehan suara 86 persen. Sementara, pasangan Bajo menargetkan perolehan suara sekitar satu persen di atas pasangan Gibran-Teguh.
“Kami tetap pasang target perolehan suara tinggi di Pilkada,” tegas Supardjo yang menjabat ketua RW di salah satu wilayah di Solo, kepada VOA, Minggu (6/9/2020). [ys/ft/voa]