BISNIS

Pasar Ekspor Anyaman Mendong Tasikmalaya Meluas, Teranyar Jerman dan Amerika

×

Pasar Ekspor Anyaman Mendong Tasikmalaya Meluas, Teranyar Jerman dan Amerika

Sebarkan artikel ini
Pelepasan produk mendong asal Tasikmalaya memenuhi pesanan ekspor ke negara Amerika dan Jerman, Kamis (13/3/2025).*

KAPOL.ID –
Anyaman mendong Tasikmalaya karya Mendong Jaya Woven memperluas pasar ke sejumlah negara. Setelah Malaysia, Thailand, Korea, Jepang, dan Inggris, akhirnya menembus pasar Amerika Serikat dan Jerman.

“Keberhasilan ini bukan hanya bukti daya saing produk berbasis kearifan lokal di pasar global. Tetapi juga menjadi tonggak penting dalam pengembangan ekonomi kreatif.”

“Serta peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Laura Rulida ESP seusai pelepasan ekspor anyaman mendong, Kamis (13/3/2025).

Pelepasan ekspor ke Amerika Serikat dan Jerman ini, lanjut dia, tidak
hanya memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan. Juga bagi ekosistem UMKM Kota Tasikmalaya secara keseluruhan.

Ia menuturkan, sejak tahun 1994 Mendong Jaya telah bergerak memproduksi tikar. Kemudian memulai memproduksi produk home decor dengan desain kontemporer dan ramah lingkungan.

Saat ini lebih dari 200 pekerja terlibat dalam produksi produk berbasis bahan mendong. Mendong Jaya Woven menggandeng kelompok usaha bersama (Kube) Saluyu untuk bahan baku berkualitas tinggi.

“Bank Indonesia membantu 15 unit alat tenun bukan mesin (ATBM) kepada Kube Saluyu dimana ada 61 anggota aktif. Agar kapasitas produksi bahan baku lebih meningkat,” ujarnya.

Upaya pelestarian lingkungan pun menjadi perhatian utama dengan mendorong budidaya bahan baku alam. Seperti mendong, pandan, dan eceng gondok, sehingga pasokan tetap tenaga dan industri dapat berkembang secara berkelanjutan

Laura menuturkan, Bank Indonesia terus melakukan pendampingan komprehensif Mendong Tasikmalaya bersama berbagai lembaga agar dapat menembus pasar internasional.

Mulai dari regulasi perdagangan internasional, penguatan literasi keuangan. Hingga mendapatkan sertifikasi internasional Business Social Compliance Initiative (SMETA) dan Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).

“Juga dilibatkan pada pameran serta bussines matching dan membuka akses permodalan dari perbankan,” katanya. ***