KAPOL.ID – Pembangunan pasar Muktisari, rupanya ditenggarai sudah bermasalah dari awal. Pemkot Banjar dinilai tidak memberikan paparan yang mendetail terkait rencana pembangunan pasar tersebut.
“Sejak awal kami tidak menerima gambar rencana apalagi feasibility study tentang rencana pembangunan pasar itu. Kami pun tidak faham maksudnya seperti yang jelas faktanya demikian,” kata Anggota Komisi C DPRD Kota Banjar, H. Mujamil, Selasa (03/03/20)
Dikatakannya, pasar yang direncanakan dan dibangun pada tahun anggaran 2017 tersebut terkesan dipaksakan. Ditambah lagi, usulan awalnya itu tidak sesuai dengan fakta dilapangan.
“Pada paparan awalnya untuk sub terminal agro, dalam menggali potensi pendukung visi misi agropolitan. Namun faktanya sekarang hal itu tidak terjadi,” tukasnya.
Mantan Anggota DPRD Kota Banjar periode 2014-2019, Ir. Soedrajat mengatakan pasar yang dibangun dengan menelan biaya sekitar Rp. 14 miliar tersebut, bahkan dinilai gagal dalam fungsinya. Sebab, dari anggaran sebesar itu, hampir lebih dari setenfah biaya konstruksi itu tidak dapat dimanfaatkan.
“Terbukti sekarang, lantai dua itu kan tidak digunakan. Tentunya ada anggaran yang tidak bisa dimanfaatkan dengan baik untuk kepentingan masyarakat,” ungkanya.
Dia menambahkan, pada masa jabatannya, pasar Muktisari bukanlah sebuah program prioritas. Bahkan dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) pun sama sekali tidak tercantum.
“Kala itu kami di Komisi C, heran dengan pembangunan pasar tersebut. Karena memang tidak ada rencana pembangunan. Malah waktu kami sidak ke lapangan dijanjikan akan menggunakan lift ataupun eskalator di pasar tersebut. Tapi sampai sekarang tidak pernah terbukti. Hingga akhirnya lantai dua terbengkalai,” ujarnya.