TASIKMALAYA, (KAPOL).- Salah seorang pedagang asal Kawalu Kota Tasikmalaya berhasil ‘memindahkan’ pasar Tanah Abang Jakarta ke rumah. Mulai dari tahun 2016 hingga didapuk mendapatkan penghargaan UMKM penggerak digital dari aplikasi jual beli online Shopee baru-baru ini.
“Tahun 2010 saya mulai memasarkan berbagai macam busana muslim mulai dari kerudung, bros, kebaya di Pasar Tanah Abang Jakarta, seperti biasa Senin-Kamisan. Menjelang 2016, pasar terasa makin sepi. Belum lagi metode pembayaran yang memusingkan,” papar Peri Harjuansah (33), pemilik brand alantasik kepada Kapol beberapa waktu lalu.
Kala itu, ayah satu orang anak ini masih tidak begitu meyakini seiring dengan bermunculan aplikasi jual beli online. Mulai dari Bukalapak, Tokopedia ataupun Shopee meski sang istri sering berbelanja.
“Jujur saja, saya tidak begitu percaya. Sebab jual beli online itu banyak pembeli yang tertipu. Tapi kan itu pembeli, kalau penjualnya jujur berbeda cerita,” katanya.
“Sistem yang dibangun aplikasi tersebut ternyata merubah kepercayaan masyarakat jual beli secara online. Saya pun ikut terjun, dulu masih dua lokasi, di Tanah Abang tetap buka, di rumah memulai dari stok barang di rak kecil,” ujar lelaki lulusan Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran ini.
Ia pun mulai menekuni jual beli secara online hingga saat ini memiliki 28 karyawan.
Saat Kapol ke kediamannya tak jauh dari Air Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya pada sore hari, kendaraan box dari salah satu kurir sudah terparkir di depan rumah yang disulap sebagai gudang dan tempat produksi.
“Sekarang sudah full online, tidak buka lagi di Tanah Abang. Niat memindahkan Tanah Abang ke rumah sudah cumpon. Kalau bisa dibilang, sekarang tutup kalau kiamat. He.. he.. he.. Karena dagang bebas tidak ada hari libur,” kata Peri berseloroh.
Terkait dengan penghargaan UMKM penggerak digital, ia pun merahasiakan berapa omset yang diraih saat ini.
Hanya saja mungkin perusahaan aplikasi tersebut melihat kiprah untuk memotivasi pelaku UKM agar mengikuti tren digitalisasi.
“Banyak omset yang lebih besar dari saya, karena kita kan punya grup ketika silaturahmi ataupun pelatihan. Di Tasik itu ternyata banyak loh,” ujarnya.
“Mungkin saya sering menggugah rekan lain untuk beralih ke pasar digital. Walaupun dulu saya bikin email sama foto produk juga tidak bisa. Saya sendiri banyak termotivasi, kuncinya mau belajar dari A sampai Z-nya. Saya juga heran, suluh (kayu bakar) sampai ikan asin sekalipun sekarang diperjualbelikan secara online,” katanya menjelaskan. (KP-11)***
Support KAPOL with subscribe, like, share and comment
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv
Portal Web : https://kapol.tv/
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Twiter : https://twitter.com/kapoltv
Instagram : https://www.instagram.com/kapol_id
Portal Inside : https://kapol.id/