KAPOL.ID – PT. Nidya Karya (Persero) menggelar sosialisasi pekerjaan Rentang Irigation Modernization Project (RIMP) ICB Package LSS-03 di desa Tunggulpayung, Kecamatan Lelea, Indramayu, Kamis (17/9/3020).
Kades Tunggulpayung, Sujaya dalam sambutannya menyampaikan bahwa warga Desa Tunggul Payung, Kecamatan Lelea, mayoritas masyakatnya adalah petani.
Tentu saja, dengan kehidupan sederhana dan itulah potret sebuah desa yang terletak diujung selatan kurang lebih 40 KM dari kota Mangga Indramayu.
“Jumlah penduduk kurang lebih 10.000 jiwa, luas lahan pertanian 1000 ha. Kini jesulitan air dan hanya mengarapkan turunnya hujan,” ucap.dia.
Bahkan, air melalui Bendungan Situ Bolang dan Cilengkrang pun tak ada.
Sehingga, membuat para petani kesulitan untuk mendapatkan air.
“Kami bisa mendapatkan air hanya dengan cara menggunakan pompa. Namun repot mengingat biaya yang dikeluarkan para petani cukup besar,” ujarnya.
Dikatakan, dalam satu musim mengeluarkan uang sekira Rp 500 ribu untuk per hektare lahan.
“Itu, belum biaya pemeliharaan padi dari mulai pengelolaan sampai panen,” jelas Sujaya.
Sedangkan salah satu tolak ukur pasokan beras nasional adalah Indramayu, termasuk Desa Tunggulpayung dan Desa desa lainnya,.
“Jika produksi Indramayu hebat dan melejit, berarti pasokan beras nasional aman, begitu pun sebaliknya,” katanya.
Indramayu adalah sentra produksi beras nasional tertinggi.
Diharapkan Indramayu tidak hanya sekadar bisa mempertahankan, tetapi juga bisa meningkatkan produktivitas padi dan produksi beras, tetap menjadi pemasok beras utama nasional.
Oleh karena itu, adanya Rentang Irigation Modernization Project (RIMP)
dapat memasok air dari saluran induk barat ke Bendungan Cilengkrang atau Bendungan Situ bolang.
Menurut Sujaya, Pemdes merupakan ujung tombak pembangunan disegala bidang, termasuk bidang pertanian.
Kustama, salah satu petani Tunggulpayung dalam aspirasinya menyampaikan di tengah tengah acara sosialisasi pekerjaan RIMP yang akan dilaksanakan oleh PT Nidya karya, bagaikan api disiram dengan bensin.
“Karena, kami sudah lama menunggu dan merindukan proyek ini, sebagai obat para petani yang selalu mengharapkan
lahan tadah hujan dicetak jadi lahan teknis,” jelasnya.
Harapanya pintu air BT 8 digeser ke barat, agar air dapat mengalir ke saluran tersier yang baru.
Senada apa yang disampakan Ketua Kelompok Tani Sahabat Alam desa Tunggulpayung, Kecamatan Lelea, Waryana mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Indramayu, dengan cara lahan tadah hujan.
Lokasinya, di Desa Tunggulpayung Blok Telaga Dua, Mencil dan Blok Kamu.
“Itu, agar dicetak menjadi lahan teknis apapun cara dan kebijakannya dari pihak terkait yang terlibat dalam proyek ini,” ujarnya. (Idi Supriyadi)***