BISNIS

Rumor Konsumsi Air Kemasan Galon Polikarbonat, Begini Kata Dokter

×

Rumor Konsumsi Air Kemasan Galon Polikarbonat, Begini Kata Dokter

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi galon.*

KAPOL.ID –
Kampanye negatif air kemasan galon guna ulang berbahan polikarbonat semakin marak disuarakan di media sosial. Mulai dari penyakit pada janin, ibu hamil, bayi dan anak-anak.

Isu tersebut dengan tegas dibantah oleh dokter spesialis kandungan dan kebidanan juga dokter spesialis anak.

“Saya sudah praktek selama 40 tahun lebih, tidak pernah ketemu ada pasien saya yang keracunan karena minum air galon,” ujar Dr. dr. R. Soerjo Hadijono, Sp.OG, Sobsp Obginsos.

Hal tersebut disampaikan pada diskusi media bertema “Pentingnya Konsumsi Air Minum Bagi Kesehatan Ibu Hamil, Bayi dan Anak” di Kofitiére X Franco & Siena, Semarang, Rabu (23/8/2023).

Ketua Himpunan Obstetri Ginekologi Sosial Indonesia (HOGSI) ini mengatakan, kalau air minum galon guna ulang berbahan polikarbonat itu beracun, sudah banyak masyarakat Indonesia yang keracunan dan berpenyakit.

“Tapi, nyatanya belum ada juga temuan yang menyatakan ada masyarakat yang menderita sakit karena minum air galon ini.”

“Kalau yang diminum galonnya, ya pasti memang keracunan,” ucap Soerjo yang praktek di RSUP Dr Kariadi Semarang ini.

Meminum galon guna ulang, lanjut dia, cukup baik untuk kesehatan karena mengandung berbagai mineral yang dibutuhkan janin dan ibu hamil.

Serta berharap, air yang sudah dianggap sehat bagi masyarakat ini tidak diganggu dengan isu-isu yang tidak benar apalagi belum ada buktinya.

“Air minum galon ini juga kan sudah melalui proses persyaratan yang ketat sebelum dijual ke masyarakat.”

“Jangan lagi diganggu dengan isu-isu yang belum terbukti kebenarannya,” katanya.

Tak ada data

Hal senada disampaikan Sekretaris Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Korwil Semarang dr. Setya Dipayana, Sp.A.

“Tujuh tahun saya menjadi dokter spesialis anak, belum pernah menemui kasus pasien saya yang mengalami gangguan penyakit. Karena minum air galon,” tutur dokter spesialis anak di RSUD Tugurejo Semarang ini.

Menurutnya, penyakit yang banyak ditemukan pada anak-anak itu adalah yang menderita diare karena proses membuat susunya yang salah.

“Kalau pasien saya diare karena proses membuat susu itu banyak. Tapi, kalau disebabkan minum air galon sama sekali belum pernah ada,” tukasnya.

Dia mengatakan, untuk menyatakan air galon itu berbahaya itu perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.

“Apalagi kita sebagai dokter, tidak bisa dengan serta merta mengatakan pasien itu mengalami gangguan kesehatan karena keracunan air galon.”

“Itu harus ada penelitian lebih lanjut lagi, karena kami dididik bicara berdasarkan data yang sudah ada. Jadi, kalau kita mau ngomong dia keracunan karena air galon harus ada datanya yang akurat,” katanya.

Dokter Setya mengakui sudah langsung melakukan riset terkait air galon berbahan polikarbonat ini di lapangan.

“Saya sudah melihat di lapangan, saya riset ke pemilik galon, ternyata yang isi ulang itu mereka mengambil dari mata air pegunungan.”

“Itu sudah cukup baik untuk didistribusikan karena sudah sesuai dengan penelitian yang sudah ada,” tuturnya.

Kalau soal BPA yang ada di kemasannya, dia mengatakan sangat yakin sudah aman sama sekali.

“Saya yakin sekali, karena tidak mungkin produk air galon ini bisa dijual di masyarakat kalau belum memiliki izin dari lembaga yang berwenang,” ucapnya.***