KAPOL.ID – Pelaksanaan program Sembilan Menit Siswa Cinta Sekolah (SMS Cinta) yang diprakarsai oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar menuai cibiran. Pada pelaksanaanya, program tersebut dianggap salah kaprah dan kebablasan.
Pasalnya, semula hal itu direncakaan untuk membentuk karakter anak dalam hal kecintaan terhadap lingkungan sekolah dengan salah satu pokok kegiatannya yakni menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Namun, faktanya pihak sekolah yang ditunjuk mewakili setiap gugus malah memperbaiki fasilitas sekolah.
“Makanya sekolah kami menolak pelaksanaan program tersebut,” tegas Diki Agustaf, Ketua Komite SDN 1 Banjar, Selasa (25/02/20).
SMS Cinta malah diduga dijadikan ladang “pungli” oleh sekolah. Ditambah lagi, lanjut Diki, hal itu dianggap tidak sejalan dengan konsep dasar ada program tersebut yakni pembentukan karakter anak. Dari pantauan KAPOL.ID, muncul dugaan praktek pungutuan liar disalah satu sekolah yang mengemuka belakangan ini.
“Jadi rasanya terlalu berlebihan jika untuk lomba itu, sekolah harus mengutip iuran untuk perbaikan atau malah membuat sesuatu yang baru sebagai sarana pendukung. Bukannya sudah ada dana operasional sekolah masing-masing,” katanya.
Kuat dugaan, kata dia, akan muncul duplikasi anggaran dalam pengelolaan Biaya Operasional Sekolah (BOS). Bisa saja, anggaran pembangunan maupun pemeliharaan yang dianggarkan dalam BOS itu diselewengkan.
“Bisa saja dalam pelaporan BOS, nota pengeluaran kegiatannya menggunakan dana yang dihimpun dari orang tua siswa. Tolonglah, bagaimana dunia pendidikan bisa maju dan berkembang jika praktek seperti itu masih terjadi,” ungkap Diki seraya mengatakan pola didik anak juga harus diperkuat dilingkup keluarga terdekat.
Salah seorang orang tua siswa, Ny. Icha (30) mengatakan, program itu perlu dikaji ulang atau bahkan dihentikan. Selain memberatkan ekonomi, juga dinilai merepotkan orang tua murid sekaligus sekolah yang mengikutinya.
“Membantu anak dalam mengerjakan tugas-tugas di buku paket saja sudah lumayan repot. Apalagi ada tambahan tugas lainnya. Malah tambah repot,” tukasnya.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Disdikbud Kota Banjar, Yani Permana belum memberikan jawaban.
“Coba besok saja bisa ketemu,” katanya melalui sambungan gawai. (Aset)