KAPOL.ID – Pondok Pesantren Alkautsar Cipaku menjalin kerjasama dengan Universitas tertua Universitas Azzaituna Tunisia. Penandatanganan nota kesepahaman berlangsung Kamis (29/12/2022) tempo hari. Rektor Universitas Azzaituna Prof. Abdul Latif Boa Azizi langsung hadir untuk melakukan penguatan kerjasama dengan Pondok Pesantren Alkautsar Cipaku Kabupaten Cianjur.
Menurut pimpinan PP Alkautsar, KH. Usep Abdul Aziz, hubungan harmonis dengan Azzaituna sudah terjalin beberapa tahun. “Sedikitnya 50 alumni Alkautsar Institute sekarang sedang menimba ilmu di Universitas Azzaituna Tunisia,” katanya.
Selain menyambangi PP Alkautsar Cipaku, Prof. Abdul Latif Boa Azizi juga menjalin silaturahmi dengan berbagai lembaga Islam, termasuk seminar di beberapa kampus dan pondok pesantren. Di antaranya agenda di PBNU, Universitas Islam Negeri Jakarta, dan kajian di Masjid Istiqlal.
Kunjungan ke PP Alkautsar termasuk menjadi perhatian khusus Prof. Abdul Latif Boa Azizi, karena pondok itu salah satu yang terdampak cukup parah. Infrastruktur rusak parah 80 %. Kini para santri yang kurang lebih 500 orang “dirumahkan”. Saat ini pondok dan seluruh areanya menjadi posko utama untuk membantu warga terdampak di Kecamatan Warungkondang, yang terdampak paling parah selain Kecamatan Cugenang.
Prof. Abdul Latif menyampaikan empati dan bela sungkawa atas bencana gempa yang menimpa warga Cianjur. “Saya turut mendoakan baik dalam kesendirian maupun pada setiap acara yang saya hadiri, agar warga Cianjur bisa menuai hikmah dan mendapat kekuatan, serta kesabaran. Semoga Allah mengampuni dosa yang meninggal akibat gempa dan menjadi ahli surga,” katanya.
“Tidak akan pernah ada peristiwa yang terlepas dari kehendak Allah Swt dan semuanya Allah Swt. Sesuaikan dengan kadar kemampuan kita, maka jangan pernah berburuk sangka kepada Allah Swt,” Abdul Latif menandaskan.
Pimpinan PP Alkautsar mengungkapkan pandangan senada. “Bencana gempa ini sudah kehendak Allah Swt. Gempa adalah mahluk yang tentunya aktif karena diaktifkan Allah swt. Kalaupun memporakporandakan harta benda, merenggut nyawa dan lain-lain. Semuanya juga milik Allah swt. Kita cuma sekedar dititipi,“ ujar Usep Abdul Aziz.
Menurutnya, rasa memiliki, lalu keinginan menguasai, akhirnya kadang menjadikan kita lupa fungsi hidup. Motivasi mendirikan posko, kata dia, tidak lain adalah syukur kepada Allah swt, karena para santri dan keluarga besar selamat. “Mudah-mudahan dengan membantu warga kita menjadi ampunan dosa dan jalan menuju ijabah doa. Min haitsu la yahtasib,” katanya.
