Berawal dari topik yang diambil sebagai bahan skripsi, dua mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas) berkesempatan mengikuti proyek pengukuran Ground Vibration (GV) di PT Berau Coal, Tanjung Redeb, Kalimantan Timur.
Mereka adalah Melizani Muftiasari dan Arry Nurhidayat, mahasiswa Prodi Teknik Pertambangan Angkatan 2015.
Sebagai mahasiswa tingkat akhir, mereka memilih Ground Vibration sebagai topik skripsinya.
Di bawah bimbingan Dr. Ir. Waspada Kurniadi, M. Sc., dosen Teknik Pertambangan sekaligus Dekan Fakultas Teknik Umtas, kedua mahasiswa tersebut diarahkan untuk mengikuti proyek pengukuran ground vibration di PT Berau Coal.
Proyek pengukuran Ground Vibration tersebut digawangi oleh PT Fasade International.
Sebuah PT yang bergerak di bidang konsultan pertambangan, yang didirikan oleh Dr Waspada bersama beberapa temannya.
“Tidak setiap tambang melakukan ukur GV. Alhamdulillah, kami diarahkan Dr Waspada menemui Bapak Dwi Handoyo Marmer dan Bapak Awang Suwandi yang menangani pengukuran GV di PT Berau Coal,” tutur Meli.
Pengukuran GV dilakukan dua kali dalam setahun. Tujuannya adalah untuk mengurangi efek ledakan yang dilakukan untuk memperluas site tambang.
Ledakan bisa menimbulkan akibat antara lain noise (kebisingan), fumes (asap), fly rock, dan air blast. Ada ketentuan yang mengatur jarak aman rumah dengan lokasi tambang, yaitu UUD SNSI 75/2010.
Alat yang digunakan untuk mengukur GV diantaranya ada micro mate, blast mate, dan mini mate.
Masing-masing berada pada kisaran 450-an juta. “Kami berkesempatan praktek langsung menggunakan alat tersebut di lapangan. Ini sungguh luar biasa. Karena, seharusnya, untuk bisa mengoperasikan alat-alat tersebut kami harus membelinya sendiri lalu mengikuti pelatihan untuk pengoperasiannya. Kali ini semua itu kami dapat dengan cuma-cuma. Belum tentu mahasiswa lain mendapatkan kesempatan seperti ini,” sahut Arry.
Selama di lapangan, Meli dan Arry dibagi menjadi dua tim dan terjun langsung ke lokasi pengukuran.
Satu hari mereka menggarap 4 lokasi. Begitu seterusnya selama lima hari, sehingga total ada 20 lokasi.
Mereka dilibatkan sepenuhnya, yaitu dalam pengoperasian alat, komunikasi dengan warga sekitar, juga komunikasi dengan perusahaan.
Tim salam satu lokasi pengukuran terdiri dari perwakilan perusahaan, dinas lingkungan hidup, konsultan perusahaan, dan warga sebagai saksi.
Setelah mendapatkan data, mereka segera menyetorkan data tersebut kepada pihak konsultan perusahaan untuk diolah, lalu dibuat dalam bentuk laporan.
Di akhir kegiatan, seluruh tim berkumpul untuk melakukan presentasi hasil pengukuran yang telah disatukan dan diolah.
Hasilnya dijadikan bahan pertimbangan perusahaan untuk melakukan tindakan pelebaran site tambang berikutnya.
Selama di Kaltim, dua mahasiswa Umtas ini tinggal di hotel Derawan Indah. Hal ini tidak sesuai ekspektasi.
Mereka mengira akan tinggal di MES perusahaan. Ternyata, kenyataannya jauh lebih baik. Semua ditanggung perusahaan, meliputi akomodasi, konsumsi, transportasi.
Bisa dibilang mereka tidak keluar uang sepeserpun.
Harapan Arry dan Meli untuk Umtas adalah agar dapat menambah daftar kerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang relevan dengan tambang, sehingga mempermudah mahasiswa dalam mencari tempat magang ataupun mencari kerja nantinya.
Selain itu, semoga Umtas makin giat mencari dana hibah untuk melengkapi peralatan lab tambang khususnya dan lab Umtas umumnya.
Harapan untuk mahasiswa tambang, hendaknya aktif berorganisasi dan bersosialisasi sehingga mendapatkan informasi yang up to date tentang info-info tambang.
Apa yang telah mereka berdua lakukan, semoga menjadi jalan pembuka bagi yang lain agar merasakan pengalaman seperti yang mereka dapatkan. (KP-11)***