Ali Rasyid, Rapid Tes Covid-19 Mestinya di Puskesmas

KAPOL.ID – Angggota Komisi V DPRD Jawa Barat, Ali Rasyid menilai rencana pelaksanaan tes massal Covid-19 oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil sangat tidak tepat.

Upaya pengumpulan massa dari berbagai daerah dikumpulkan di suatu titik justru akan mempermudah dan mempercepat penyebaran virus corona di kalangan masyarakat.

“Kalau menurut saya tes massal oleh Pemprov Jabar ini tak rasional dan sangat tidak tepat. Di saat kita secara Nasional harus terapkan dan tegakkan social distancing, ini malah membuat kerumunan massa,” katanya Selasa (24/3/2020).

“Kan, belum tentu yang di tes nantinya itu positif atau enggaknya. Di satu tempat itu misal ada yang positif tapi belum diketahui melalui tes, pasti nantinya akan menyebar ke warga lainnya di sana.” ujarnya lagi.

Kata Ali apa yang direncanakan oleh Pemprov Jawa Barat ini sangat bertolak belakang dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menerapkan social distancing atau menghindari kerumunan selama ini.

Jika tes massal dengan metode seperti ini terus dipaksakan akan dilakukan, pastinya akan sangat berisiko untuk terjadinya penularan secara massif kepada masyarakat di lokasi itu.

“Belum lagi, nantinya masyarakat yang tertular membawa kembali virus itu ke daerah asal masing-masing.Belum tenaga medisnya, wah terbayang nanti tracingnya bagaimana ruwetnya, banyak pastinya, massif. Kasian warga Tasikmalaya mau rapid tes mesti ke Bandung,” kata Dewan dari Dapil Kota dan Kabupaten Tasikmalaya.

Kata dia rapid tes di satu lokasi sangat beresiko untuk terjadinya penularan secara masif dan tentunya hal tersebut kontradiktif dengan arahan sosial distancing.

Mestinya rapid tes dilakukan di setiap puskemas di masing-masing daerah. Alat rapid tes yang ada didistribusikan ke tiap puskemas dengan tenaga medis yang memadai.

Dengan cara ini tentunya akan meminimalisir kerumunan warga di satu tempat. Dan warga yang datang untuk melakukan rapid tes dari daerah yang sama. Langkah ini akan mampu meminimalisir terjadinya penyebaran virus Corona di Masyarakat.***