KANAL

Citanduy Terkontaminasi Mikroplastik

×

Citanduy Terkontaminasi Mikroplastik

Sebarkan artikel ini
Citanduy
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara menemukan kontaminasi mikroplastik di Sungai Citanduy.

KAPOL.ID – Citanduy terkontaminasi. Tim Ekspedisi Sungai Nusantara menemukan kontaminasi mikroplastik di Sungai Citanduy. Peneliti pencemaran air Ecoton Foundation, Amiruddin Muttaqin, menemukan jenis mikroplastik Jenis mikroplastik. “Yang mendominasi adalah jenis fiber dan jenis filamen” katanya.

Amirruddin menjelaskan, mikroplastik yang mencemari Citanduy paling banyak berasal dari limbah domestik laundry atau pencucian pakaian yang menghasilkan benang-benang polyester. Sedangkan jenis filamen atau lembaran plastik bersumber dari pecahan tas kresek atau tas plastik.

Dari hasil pengamatan dengan menggunakan mikroskop pembesaran 40 hingga 1200 kali dalam air Citanduy terpapar mikroplastik jenis fiber, fragmen dan filamen

Adanya mikroplastik di sungai bersumber dari buruknya sisten pelayanan sampah yang umumnya hanya mampu melayani 40% penduduk. Sehingga 60% warga membuang sampah ke lahan terbuka, dan sebagian besar ke sungai, atau membakarnya.

“Indonesia setiap tahun menghasilkan 8 juta ton sampah plastik dan hanya 3 juta ton mampu diolah pemerintah, 5 juta ton dibuang ke alam dan dibakar, 2,6 juta ton dibuang kesungai dan berakhir di lautan” ujarnya.

Merespons kondisi itu, Relawan Sungai Nusantara Chapter Tasikmalaya, Rizal Zailani, menyatakan sampah-sampah plastik yang menuju ke laut akan mencemari perikanan kelautan. Hal itu mengkonfirmasi temuan UNEF bahwa tahun 2050 jumlah plastik di laut akan lebih banyak daripada ikan.

Sungai Citanduy bermuara di Pangandaran perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah, yang menjadi sentra perikanan terbesar di Jawa. Maka volume sampah plastik di Citanduy harus dikendalikan.

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara mendorong Pemkab Tasikmalaya, Banjar, dan Ciamis untuk membuat Perda Larangan Penggunaan plastik sekali pakai. Juga merekomendasikan penyediaan tempat sampah terkelola di tingkat desa-desa di sepanjang sungai Citanduy. Masyarakat harus mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, seperti tas kresek, sachet, sedotan, styrofoam, botol plastik, dan popok.