BISNIS

Dihadang Boikot, Tak Jelas Nasib Karyawan Teh Sosro Pasca Merger

×

Dihadang Boikot, Tak Jelas Nasib Karyawan Teh Sosro Pasca Merger

Sebarkan artikel ini
IST/Net**

KAPOL.ID — Dampak boikot terhadap sejumlah perusahaan yang terafiliasi dengan Israel semakin terasa di Indonesia, termasuk bagi Rekso Group, produsen Teh Botol Sosro, yang juga mengelola waralaba McDonald’s di Indonesia.

Agaknya secara group, Rekso turut terimbas besar setelah McDonald’s ramai-ramai diboikot akibat terlibat dalam kontroversi global terkait dukungannya terhadap agresi militer Israel di Gaza. Akibatnya, perusahaan terpaksa melakukan merger kedua anak usaha yang disahkan di RUPSLB pada 15 November 2024 lalu.

Boleh jadi untuk hindari isu boikot,  maka RUPSLB untuk mengesahkan merger dua anak usaha Rekso Group ini berlangsung senyap.

Informasi yang didapat pun dilandaskan pada prospektus yang dirilis pada 15 Oktober lalu, yang menyebutkan bahwa: “PT Sinar Sosro akan menggabungkan diri ke dalam PT Sinar Sosro Gunung Slamat. Kedua entitas ini akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 November 2024 untuk mendapat persetujuan merger.”

Setelah RUPSLB, merger kedua anak usaha Rekso Group tersebut akan efektif berlaku per 1 Desember 2024.

Adapun komentar terkait merger itu datang dari Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan Indonesia (Asrim) Triyono Prijosoesilo, yang  menilai merger kedua anak usah Rekso Group sebagai upaya mengatasi kondisi pelemahan daya beli masyarakat,  sekaligus merespons kondisi bisnis industri teh siap saji nasional yang makin menantang.

PT Sinar Sosro merupakan produsen minuman Teh Botol Sosro, Fruit Tea, Country Choice, air Mineral Prim-a, Step, dan TEBS.

Karena berada di bawah payung yang sama dengan Mc Donalds Indonesia, tak heran bila Produk dari PT Sinar Sosro pun turut terimbas perlemahan akibat gerakan boikot tersebut.

Publik pun menyadari bahwa kesamaan entitas inilah yang membuat varian Teh Botol Sosro ataupun air mineral Prim-a menjadi salah satu menu yang ditawarkan di restoran McDonald’s Indonesia.

Tak heran, bila  imbas boikot ke McDonald’s juga berimbas ke Teh Botol Sosro, karena keduanya ibarat berada pada dua wajah pada keping koin yang sama.

Dari sisi kinerja, penurunan penjualan menyebabkan laba bersih Sinar Sosro anjlok sebesar 82,43% yoy dari Rp 92,67 miliar pada 2022 menjadi Rp 16,28 miliar pada 2023.

Ketika merger rampung, bisnis teh Rekso Group akan dijalankan melalui Sinar Sosro Gunung Slamat.

Adapun Sinar Sosro akan bubar tanpa likuidasi sebagai konsekuensi atas merger tersebut. Seluruh aset dan liabilitas Sinar Sosro akan beralih ke Sinar Sosro Gunung Slamat.

Pasca merger, total aset Sinar Sosro Gunung Slamat diproyeksikan akan menggemuk jadi Rp 4,76 triliun.

Menyangkut hal sensitif, lalu bagaimana nasib karyawan setelah merger? Berdasarkan keterangan prospektus, hanya  disebutkan bahwa, “Para karyawan dari kedua perusahaan akan diberi opsi untuk bergabung dengan perusahaan baru atau tidak. Bagi yang tidak bergabung, maka hak mereka akan diselesaikan seusai peraturan yang berlaku.”

Sejauh ini, belum ada informasi yang muncul di media terkait sikap serikat pekerja mengenai opsi yang ditawarkan.

Proses merger memang sering kali diharapkan membawa dampak positif bagi perusahaan, namun tak jarang juga menyebabkan ketidakadilan bagi karyawan.

Banyak dari mereka yang tidak hanya kehilangan pekerjaan, tetapi juga hak-hak mereka sebagai pekerja.

Oleh karena itu, penting bagi karyawan untuk mengetahui hak-haknya dan siap untuk bertindak apabila diperlakukan tidak adil. ***