Usai shalat zuhur, pengemudi layanan pesan antar makanan mondar-mandir dari satu gang ke gang yang lain. Terlihat jelas kebingungan.
Tangan kanannya penuh dengan jinjingan makanan cepat saji, dan tangan kirinya tak henti-hentinya menekan tuts di ponsel layar sentuhnya. Sesekali menengok satu kontrakan ke kontrakan yang lain, sesekali menelpon dengan si pemesan.
“Mas, tau kontrakan ini gak? Katanya bener di gang sini,” tuturnya seraya menunjukkan nama suatu kontrakan di layar ponselnya.
“Kalo nama gangnya sih bener pak, disini. Tapi ini gang I, di sebelah kanan gang II, dan di sebelah kiri gang III,”
“Walah, saya coba telpon lagi pemesannya kalo gitu”
Bapak pengemudi layanan pesan antar makanan itu kembali menelpon pemesan.
“Pak!!!,” teriak salah seorang wanita sambil melambaikan tangan dari kejauhan, tepat di pintu masuk gang II.
“Duh punten pak, saya salah input alamat. Harusnya di gang II, di sebelahnya,” tutur wanita itu sambil tergopoh-gopoh.
“Baru aja saya mau telpon. Iya, tidak apa-apa,” tutur bapak itu seraya memberikan pesanan makanan cepat saji yang dipesannya.
“Punten ya pak, ini uangnya,”
Bapak itu tersenyum. Kembali menyalakan sepeda motornya dan pergi menerima pesanan selanjutnya.