OPINI

Gunung Roay

×

Gunung Roay

Sebarkan artikel ini

Tidak heran, kepolisian setempat menilai bahwa kecamatan Tawang yang melingkupi Gunung Roay, menjadi daerah rawan kriminal.

Terlepas dari hal di atas semua, Gunung Roay berkembang begitu pesat. Terjalin simbiosis mutualisme antar warga juga pendatang. Warga mungkin saja membangun kontrakan agar dapur tetap bisa mengepul, dan pendatang yang notabene mahasiswa membutuhkan kontrakan yang dekat dengan kampus untuk menempuh pendidikan tinggi.

Tetapi, yang saya garis bawahi di sini yaitu rasa saling memiliki dan menghargai antar warga dan pendatang. Keduanya acuh, bahkan nyaris tidak peduli dan tidak mau tau. Meski memang saya yakin, hal ini tidak berlaku bagi sebagian warga dan pendatang.

Warga/pemilik kontrakan, bisa saja hanya sekedar mencari uang dari kontrakan yang disewakannya tanpa mempedulikan hal-hal lainnya. Begitu pula dengan pendatang yang datang ke Gunung Roay hanya sekedar untuk menempuh pendidikan tinggi tanpa mempedulikan hal-hal lainnya.

Akan tetapi, hal-hal lainnya itulah, yang sejatinya saling dipahami antar warga dengan pendatang, seperti warga saling mengingatkan terhadap batasan antara laki-laki dan perempuan dalam jam bertamu, warga mengingatkan pendatang ketika salah, pendatang senantiasa ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan ketika ada waktu luang, pendatang senantiasa memberikan kontribusi gagasan/ide yang di peroleh dari kampus kepada masyarakat, dan masih banyak lagi.

Sejatinya banyak hal sederhana untuk senantiasa menjalin komunikasi yang baik antar warga dan pendatang upaya menciptakan harmonisasi antara keduanya.

Sehingga nantinya, akan terjalin rasa saling memiliki dan peduli antar sesama, seperti saling sapa, membuka percakapan dengan tetangga sekitar kontrakan, menawarkan bantuan jika dibutuhkan, meminta maaf jika melakukan kesalahan kepada warga atau sesama pendatang, berbagi apapun meski itu sedikit, berterima kasih atas kebaikan sekecil apapun, dan sebagainya.

Tidak sulit, bukan? Dikatakan sulit adalah ketika tidak mau memulai percakapan ataupun malu. Bahkan, harapan salah seorang Tokoh Masyarakat pun, menginginkan adanya kedekatan antara warga dengan pendatang meskipun keduanya mempunyai kepentingan masing-masing.

Gunung Roay milik kita bersama. Tempat menimba ilmu, tempat bertemu dengan orang baru, dan saksi bisu perjuangan untuk memperoleh gelar yang diinginkan dan didambakan orang tua di kampung halaman.