BUDAYA

Hasan Djafar: Arca di Batu Mahpar Jangan Dipindahkan, Hentikan Penggalian

×

Hasan Djafar: Arca di Batu Mahpar Jangan Dipindahkan, Hentikan Penggalian

Sebarkan artikel ini

KAPOL.ID – Penemuan arca di Batu Mahpar, Desa Linggawangi Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, banyak menyita para pemerhati, sejarawan dan arkeolog.

Tak terkecuali arkeolog terkemuka Dr. Hasan Djafar.

Beliau yang dikenal ahli arkeologi, efigraf dan sejarah kuno Indonesia, lulusan Fakultas Sastra UI tak lepas perhatiannya dengan ditemukan arca yang banyak ditemukan di Batu Mahpar.

Dijelaskannya, jika melihat foto-foto arca dari Batu-Mahpar yang kini sedang viral.

Tampak bentuknya seperti arca-arca megalitik. “Arca-arca megalitik di Jawa Barat banyak yang ditemukan dalam suatu himpunan, seperti belasan arca-arca di struktur teras berundak di daerah perkebunan kina Cikapundung, di Utara Ujungberung, Bandung dahulu, yang kini disimpan di Museum Nasional di Jakarta,” jelas Hasan kepada KAPOL.ID.

Arca “Gajah Duduk”-nya tegasnya, tidak memperlihatkan atribut-atribut kedewataan Hindu. Arca Gajah seperti itu dari masa akhir prasejarah juga ada.

“Sebaiknya arca-arca tersebut jangan dipindahkan dan penggaliannya dihentikan dahulu sebelum dilakukan penelitian, supaya dapat dianalisis posisi dan kedudukannya secara kontekstual, serta stratigrafinya tidak teraduk, apalagi kalau memang benar arca itu ditemukan terpendam di kedalaman sampai sekitar 5 meter di bawah permukaan tanah sekarang,” tandas penulis buku Masa Akhir Majapahit: Girindrawarddhana & Masalahnya itu.

Hasan menduga situs yang ditemukan merupakan situs upacara (pemujaan) dari zaman prasejarah akhir, atau para ahli ada juga yang menyebut arca tipe Pajajaran, seperti di Situs Cikapundung, Ujungberung, Bandung.