JATINANGOR, (KAPOL).- Kemah Literasi Jawa Barat, “Literasi Untuk Semua”, dihadiri peserta dari 6 provinsi, bertempat di Bumi Perkemahan Kiara Payung, Jumat 15 November 2019.
Kegiatan yang dimulai sejak 15 sampai dengan 17 November 2019 tersebut, diisi acara Diskusi, Loka Karya, Pameran, Api Unggun, Parade Dongeng, Pentas Seni dan Pesta Liwet.
Dan, kegiatan Kemah Literasi di buka Bupati Sumedang, H. Dony Ahmad Munir beserta Kepala Dinas Pendidikan, Agus Wahidin.
Dalam sambutanya, Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir, mengucapkan selamat datang kepada para peserta di Kabupaten Sumedang.
“Sumedang, sebuah kota yang dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan, maksudnya banyak tahu (makanan Khas Sumedang). Disamping banyak tahu, memang di Sumedang ini ada perguruan tinggi favorit yakni Unpad, IPDN, ITB dan ilIkopin dan itu ada di Kabupaten Sumedang,” kata Dony.
Dony menuturkan, semoga kehadiran di Sumedang dapat memberikan makna yang mendalam.
“Mudah-mudahan semua peserta bisa merasa nyaman dan tentunya dengan kegiatan ini setidaknya bisa menjadi wahana untuk silaturahmi,” tuturnya.
Pada kegiatan literasi para forum taman bacaan masyarakat besar sering berbagi tentang ide gagasan pengalamannya dalam memajukan taman bacaannya.
Masih kata Doni, bagi semua peserta selama disini silahkan untul melihat lihat wisata yang ada di Sumedang.
Seperti, Kampung Ciherang, Kampung Karuhun, wisata Jatigede dan disana ada Puncak Damar, Tanjung Duriat dan Kampung Buricak Burinong dan sebagainya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang Agus Wahidin mengapresiasi kegiatan itu.
“Kami mempunyai target, karena salah satu indikator keberhasilan dunia pendidikan adalah manakala memiliki rata rata sekolahnya tinggi,” ungkap Agus.
Sementara ada progran kesetaraan yakni program sekolah paket B dan C, di Sumedang, itu masih rendah rata ratanya,
“Para penggiat literasi mempunyai kelebihan. Mereka tulus, mereka ihllas berbeda sekali dengan program paket kesetaraan kami yang pendekatanya lebih pragmatis,” tutur Agus.
Sekolah dapat ijazah selesai, kata dia, dan kebanyakanya sejauh ini masih seperti itu.
“Berbeda dengan kesetaraan para penggiat literasi, mereka bisa berkolaborasi dengan baik sehinga menghasilkan para lulusan kesetaraan paket B dan C yang berkualitas,” ujarnya. (KP-25)***