KAPOL.ID–Pembahasan isu-isu studi keislaman yang efektif pada era digital berlangsung di auditorium utama Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung). Fakultas Agama Islam UMBandung menggelar kuliah umum bertema ”Fakultas Agama Islam Menjawab Tantangan Revolusi Industri 4.0”.
Rektor UMBandung Prof. Herry Suhardiyanto bukan hanya mengemukakan soal sikap dan pemetaan insan kampus terkait problematika yang muncul; melainkan juga memformulasikan strategi dan proyeksinya dalam studi sosial-budaya.
Rektor UMBandung yang baru dilantik beberapa bulan lalu itu menaruh harapan besar kepada Fakultas Agama Islam (FAI). Lantaran fakultas ini merupakan yang tertua di UMBandung. Herry mendorong FAI UMBandung mempunyai sistem manajemen yang baik dan program-program pendidikan yang bermutu.
“Dengan demikian FAI dapat menjadi lokomotif perubahan yang penting untuk kemajuan UMBandung ke depan. Memang penting mempunyai rencana strategis. UMBandung tengah menyusun rencana strategis tersebut, insyaallah akan segera diselesaikan. Nanti bisa dilanjutkan dengan rencana strategis Fakultas Agama Islam,” ujar Herry.
Bagi mantan Rektor IPB itu lebuh lanjut; pembenahan, perbaikan, dan peningkatan sistem manajemen merupakan prioritas. Dirinya bahkan berharap para dosen mempu meningkatkan kemampuan akademik, kompetensi, kinerja riset dan publikasi.
“Termasuk juga masalah kesabaran dan dedikasi para dosen dalam mendidik para mahasiswa UMBandung secara keseluruhan,” harpanya.
Secara teknis, Herry mendorong para dosen FAI UMBandung memiliki kesiapan kerja sama lintaskeilmuan. Sehingga FAI UMBandung bisa menghadirkan solusi yang komprehensif melalui pendekatan lintasdisiplin ilmu.
”Jadi, tidak hanya disiplin keilmuanya masing-masing, tetapi para dosen harus sudah siap untuk berkolaborasi dengan pihak lain. Dengan kesempatan itu, maka akan muncul nanti ide-ide untuk keterbiasaan dalam menghadirkan pemikiran-pemikiran yang kreatif dan inovatif,” lanjutnya.
Dekan FAI UMBandung, Prof. Afif Muhammad merespon, bahwa dalam menghadapi revolusi industri 4.0 memang pihaknya patut mempersiapkan beberapa hal. Antara lain meningkatkan sumber daya manusia; baik kemampuan pendidikan maupun kecakapan mengantisipasi masa depan yang tidak menentu.
”Dalam situasi penuh tantangan seperti saat ini, harus diakui bahwa dibutuhkan dosen-dosen yang kreatif. Cara mengajarnya harus sesuai dan relevan dengan zaman. Cara penyajian materi dan sumber-sumbernya perlu juga ditingkatkan, di samping para dosen dituntut meningkatkan jenjang pendidikan mereka,” timpal Afif.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia, lanjut Afif, akan selaras dengan ikhtiar peningkatan kapasitas kelembagaan dari waktu ke waktu. Misalnya dengan melengkapi sarana dan prasarana, serta hubungan antarlembaga.
Poin penting yang Afif tekankan adalah soal spiritual dan moral. Dirinya sangat berharap dosen dan mahasiswa memiliki semangat moralitas tinggi dan spiritual luhung. Kedua elemen tersebut penting untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.
”Kami berharap para mahasiswa bisa menjadi orang-orang yang bisa mengubah lingkungan, mengubah diri mereka sendiri, dan mengubah masyarakatnya menjadi lebih baik lagi,” harapnya.