KAPOL.ID – Peraih medali emas SEA Games 2019 Filipina, teureuh Tasikmalaya, Muhammad Taufik, tidak berharap muluk-muluk. Dia ingin Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya lebih merespon bibit unggul olah raga di daerah.
“Saya tidak minta apapun, cuma meningkatkan olahraga adalah ciri dari masyarakat dan kalau masyarakatnya mau maju majukanlah olahraganya. Karena, masyarakat akan bergerak jika selalu berolahraga. Kalau masyarakat jarang olahraga pasti daerah itu juga akan tertinggal karena bergerak olahraga untuk dirinya sendiri pun tidak mau bagai mana mau menggerakkan daerah,” kata Taufik.
Muhammad Taufik meraih satu emas dan satu perunggu dari modern pentathlon SEA Games 2019 Filipina. Dia berharap medali itu bisa memulangkan ayah dan warga Cimanggu yang telah menjadi orang tuanya.
Taufik unjuk gigi di SEA Games 2019. Dia meraih medali emas dari modern pentathlon di nomor beach laserrun dan perunggu di nomor beach triathle (renang, lari, dan menembak).
“Saya bersyukur bisa meraih emas dan perunggu di ajang SEA Games kali ini. Ini yang keikutsertaan yang pertama karena di Asian Games 2018, cuma jadi cadangan,” kata Taufik saat dihubungi detikSport, Jumat (06/12/2019).
“Saya persembahkan untuk almarhum ibu, bapak, dan tante yang merawat saya, kampung halaman Cimanggu, Tasikmalaya, Jawa Barat serta bangsa Indonesia prestasi ini,” dia menambahkan.
Ya, Taufik memang amat dekat dengan tantenya. Atlet asal pelosok Tasikmalaya itu sejak kecil hidup jauh dari kedua orang tua. Ibunya, Hj. Nurhayati, dan ayahnya, Syafic M Choydry menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi. Taufik menetap bersama kerabatnya Mak Enti dan Pak Amat di Desa Cimanggu selama bertahun-tahun.
Taufik menuturkan sengaja menggeluti olah raga ini hingga berprestasi karena termotivasi ingin bertemu dengan orang tuanya yang bekerja di Arab Saudi. Harapan itu tak sepenuhnya bisa tercapai sebab Nurhayati wafat sebelum dia bisa menyusul ke Arab Saudi atau membiayainya pulang kampung.
Sang bunda wafat di Arab Saudi tahun 2017. Sementara itu, ayah kandungnya belum kembali hingga saat ini.
Taufiq tidak menuntut apa-apa atas prestasinya. Dia hanya ingin bertemu dengan kedua orang tuanya yang didambakan sejak kecil.
“Saya, yang pasti terima kasih Desa Cimanggu yang telah membesarkan saya, orang tua saya jauh di Saudi. Semua orang tua di Cimanggu saya anggap sebagai orang tua semasa kecil saya pengganti ibu bapak saya.
“Motivasi olahraga dan ikut lomba supaya jadi jalan saya ketemu ibu dan bapak saya. Tapi, takdir ibu 2017 meninggal karena sakit, saya berharap dua medali ini jadi kado keinginan saya yang belum tercapai ketemu bapak,” Taufik menambahkan.
Taufik dijadwalkan akan kembali ke tanah Air 10 Desember 2019. Sebelum berprestasi di ajang SEA Games Filipina, Taufik meraih peringkat keempat di Singapore Triathlon 2011, peringkat keempat Hong Kong Triathlon 2016, dan peringkat kelima Filipina triathlon 2017.