PENDIDIKAN

Syakur Ajak Adik Kelasnya Tak Hanya Mampu Bersaing dengan Teman-teman Sekelas di SMPN 2 Garut Saja

×

Syakur Ajak Adik Kelasnya Tak Hanya Mampu Bersaing dengan Teman-teman Sekelas di SMPN 2 Garut Saja

Sebarkan artikel ini
Bupati Garut, Dr.,Ir. H. Abdusy Syakur Amin, M.Eng., IPU, didampingi Ketua Iluni SMPN 2 Garut, Prof. DR. Ir. Edwan Kardena dan Kepala Sekolah SMPN 2 Garut, H. Darsono, S.Pd., M.Pd. memberikan bantuan sembako secara simbolis kepada sejumlah siswa-siswi yatim di lingkungan sekolah pada kegiatan bakti sosial Iluni di Bulan Suci Ramadhan, Senin, 17 Maret 2025,

KAPOL.ID – Bupati Garut, Dr.,Ir.  H. Abdusy Syakur Amin, M.Eng., IPU, mengajak adik-adik alumni SMPN 2 Garut yang sedang menimba ilmu sekarang, tidak hanya mampu bersaing dengan teman-teman sekelasnya di Garut, tapi kedepannya harus mampu bersaing dengan teman-teman sedunia.

Pernyataan tersebut disampaikannya dihadapan sejumlah siswa-siswi SMPN 2 Garut dalam kegiatan silaturahmi dan dialog Iluni dengan siswa-siswi SMPN 2 Garut, dalam rangka bakti sosial Iluni di Bulan Suci Ramadhan, Senin, 17 Maret 2025, di Aula SMPN 2 Garut, Jl. A. Yani.
Selain dihadiri para Iluni yang telah sukses, seperti Prof. DR. Ir. Edwan Kardena Selaku Dosen ITB yang juga sekarang dipercaya menjadi ketua Iluni SMPN 2 Garut menggantikan Abdusy Syakur, turut hadir pula Kadisdik Garut, Ade Manadin, S.Pd,. M.Pd., Kepsek SMPN 2 Garut, H. Darsono, S.Pd. .PM.Pd. dan para guru Sekolah.
Kehadiran Syakur saat itu tentu saja mendapat sambutan hangat dari keluarga besar SMPN 2 Garut, terlebih setelah dilantik menjadi Bupati Garut beberapa waktu lalu, Syakur baru pertama kali menginjakan kakinya kembali ke  sekolah asalnya.

Mengawali pembicaraannya, Syakur mencoba mengenang masa kecilnya yang mulai bersekolah di SDN Kiansantang Garut, lalu setelah lulus dari SD meneruskan ke SMPN 2 Garut.

Berbekal prestasi yang cukup gemilang dari SMPN 2 Garut katanya, di tahun 83 ia meneruskan sekolah ke SMAN 3 Bandung sesuai permintaan orang tuanya.

Berawal dari situlah motivasi untuk berkompetisi mulai muncul, karena menurutnya, prestasi baik di Garut tidak menjamin bisa mempertahankan prestasi ketika masuk di SMA Bandung yang sangat kompetitif, karena prestasi 10 besar di Garut saja, ternyata di bandung bisa turun menjadi posisi ke 35.

“Ternyata disana saingannya hebat-hebat. Sebagai orang Garut saya jadi malu kan, apalagi waktu itu hanya ada satu orang dari Garut yang bisa masuk atau diterima di SMAN 3 Bandung, sehingga memaksa saya untuk bisa berkompetisi dengan teman lainnya,” tuturnya.

Lulus dari SMAN 3 Bandung

Syakur kembali meneruskan pendidikannya ke bagian tekhnik ITB, dimana waktu itu sama hanya ada satu orang dirinya sendiri yang bisa masuk kesana. Kemudian dirinya kembali meneruskan program S2 dan S3 di Malaisia dan Thailan.

“Idenya kita harus mulai berpikir bahwa saingan kita bukan hanya  teman sekelas atau teman orang   Garut saja, tapi juga teman sedunia,” tegasnya.

Syakur pun menjelaskan, bahwasanya yang namanya ilmu pendidikan bisa diperoleh tidak bisa secara instan, tapi harus memerlukan proses yang panjang dan perjuangan yang keras.

Makanya, ia menekankan kepada para adik alumninya, agar lebih rajin belajar, dan disaat mendapatkan nilai yang kecil jangan tinggal diam, tapi harus bersedih dan bisa mempertanggungjawabkannya.

“Makanya saya dulu sering marah jika tahu ada teman yang nyontek, karena perbuatan itu merupakan perbuatan yang buruk, tidak jujur dan tidak bertanggung jawab, alias membohongi diri sendiri juga orang lain,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu Syakur pun mengajak para siswa SMPN 2 Garut, selain mampu bersaing dengan temannya dalam pembelajaran di sekolah juga harus mulai belajar berorganisasi baik organisasi kepramukaan atau organisasi lainnya.

“Tapi jangan organsisasi yang aneh-aneh ya,”  tuturnya.
Ia pun berceritera, dulu katanya, sewaktu duduk di bangku SMPN 2 saja dirinya sudah bisa berjalan-jalan ke Sumatra karena sareatnya ia aktif di pramuka.

Manfaat berorganisasi lanjut ia, manusia bisa meningkatkan kemampuan  sosial, emosional kita juga dengan berorganisasi  akan bisa mengetahui kelebihan orang lain dan meningkatkan kesabaran.

“Gak ada ceriteranya bahwa kita orang paling hebat, paling unggul dibandingkan orang lain, semua orang itu punya keunggulan, dan kita harus bisa mengakui keunggulan orang lain. Dengan berorganisasi, kita juga bisa belajar saling tolong menlong dengan orang lain,” ungkapnya.

Syakur pun mengajak, mulai dari sekarang, adik adik kelasnya bisa menjauhkan diri dari sipat kesombongan, rasa hebat serta jangan  merasa bahwa kita orang paling kaya

“Seperti halnya hari ini, saya bisa jadi bupati bukan karena saya hebat, tapi karena temen-teman membantu saya, sehingga saya dan teh Putri Karlina bisa meraih suara terbanyak.

Jadi kita pun jangan merasa arogan atau paling hebat, karena semua itu adalah hasil  bantuan orang lain.

Makanya, kita pun harus biasa membantu orang lain. Insa Alloh kita pun akan dibantu Alloh Subhanahuwataala,” tuturnya.

Pada kesempatn itu pun Syakur berpesan kepada Kepala Sekolah SMPN 2 Garut, Darsono, agar sering berkoordinasi degan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Ade Manadin.

Jika sekolah memerlukan  bantuan rehab atau perbaikan katanya, tinggal bicarakan saja.

“Kalau pa Ade Manadin bedegong, ke bejakeun we ka abdi,” tuturnya.

Menanggapi masalah yang lagi ngetren sekarang yaitu mengenai study tour, Syakur meminta, sesuai harapan Gubernur Jabar, kita bisa berbenah keberadan daerah sekitar dulu, dengan tujuan agar daerah kita Jawa Barat bisa lebih maju.

Jadi kalau pun study tour diperlukan katanya, sasarannya pergi ke daerah sekitar kita dulu agar keberadan daerah-darah di Jawa Barat bisa semakin maju.

“Disamping itu, kita pun harus tahu, bahwa keberadaan perekonmian masyarakat kita tidak sama adanya, sehingga, sebagian masyarakat kita ada yang harus pinjam ke bank emok atau pinjol untuk keperluan study tour anak-anaknya. Akhirnya kan bisa terlilit utang dan terjerumus kepada kemiskinan,” tegasnya.

Syakur pun berharap, kehadirannya saat itu di SMPN 2 Garut, setikanya, mampu memotivasi adik-adik kelasnya untuk belajar lebih giat lagi.

Agar mampu menggapai cita-citanya yang lebih tinggi  dan mampu  berkompetisi dengan dunia katanya, selain lebih giat belajar, kita juga harus mulai hidup berorganisasi serta menguasai bahasa internasional.

“Alhamdulillah, potensi anak-anak lulusan SMPN 2 Garut ini sangat luar biasa, banyak lulusannya yang menjadi orang-orang penting dan sukses. Kebetulan saya dan istri, juga anak-anak termasuk menantu adalah lulusan SMPN 2 Garut.  Tapi ingat, saya sama istri beda angkatan, jadi ketemunya juga bukan sedang sekolah di SMP,” ungkapnya.

Mengakhiri pertemuannya saat itu, secara simbolis Syakur membagikan sembako kepada beberapa perwakilan siswa  tidak mampu atau anak yatim.

Tidak lupa, Syakur pun mencoba memberikan pertanyaan berhadiah kepada para siswa tentang materi yang disampaiknnya dan mendapat respon dari siswa dengan jawaban yang tepat.

“Ternyata, semua siswa tanggap dengan omongan yang saya sampaikan tadi, sehingga mereka bisa menjawab dengan tepat,” pungkas Syakur sambil menyerahkan sejumlah hadiah.

Sementara itu, Ketua Iluni SMPN 2 Garut Prof. DR. Ir. Edwan Kardena mengungkapkan, bakti sosial yang digelarnya merupakan bentuk kepedulian para alumni yang tergabung dalam Iluni SMPN 2 Garut yang telah sukses kepada anak-anak yang tidak mampu, terutama anak yatim, juga sejumlah pegawai.

Bantuan yang diberikan adalah berupa Sembako untuk 100 orang, termasuk juga sumbangan dari dodol picnic Garut.

“Semoga saja, bantuan yang kami berikan bisa bermanfaat bagi yang memerlukan dan semoga dialog yang disampaikan Bapak Bupati pun bisa memotivasi anak-anak agar lebih terbuka pikirannya dan memiliki cita-cita yang lebih tinggi, serta mampu melahirkan orang-orang yang  berhasil kelak. (Anang KN)***