KAPOL.ID – Memasuki awal tahun 2025, tingkat kunjungan ke SOR (Sarana Olahraga) Kerkop Garut mengalami penurunan hingga 50 %.
Penurunan tersebut dikarenakan paktor alam yang terjadi akibat curah hujan yang tinggi sampai-sampai hujan turun dari pagi hingga malam hari.
Bahkan, pernah terjadi hujan menguyur dari pagi hingga paginya lagi.
“Kalau hujan terus-terusan menguyur Kota Garut, ya siapa orangnya yang mau berkunjung main, apalagi berolahraga di sini,” tutur Kepala UPTD SOR Kerkop, Dank Ilen S.I.P. saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (21/1/2025).
Dijelaskannya, untuk 2025 UPTD Kerkop diwajibkan membayar PAD sebesar Rp 700 juta lebih dan Dispora sebesar Rp 400 juta, karena Dispora juga PAD nya dikelola oleh UPTD Kerkop.
Seharusnya lanjut Dank, PAD tahun ini mengalami kenaikan sebesar 30 % dari tahun kemarin yaitu sebesar 1,32 Milyar dan tidak bisa tercapai.
Tapi dari hasil tawar menawar akhirnya disepakati PAD tahun ini sebesar Rp 700 juta lebih untuk Kerkop dan Dispora Rp 400 juta.
“Meski demikian, kami tetap berupaya keras, agar target PAD tahun sekarang bisa tercapai sesuai kesepakatan,” tuturnya,
Berdasarkan rincian tersebut lanjut Dank, untuk di SOR Kerkop pemasukan dibagi menjadi dua gerbang masuk, yaitu di gerbang utama dan gerbang lapangan basket yang tiap-tiap gerbangnya ditarget bisa masuk sebesar Rp 400 ribu/hari.
“Tapi sampai saat ini, ya masih jauh hasilnya, karena mau bagaimana lagi kalau paktor alam begini. Sementara yang namanya PAD kita tidak bisa beralasan tidak tercapai karena paktor alam,” tegasnya.
Antisipasinya, agar target PAD bisa tercapai lanjut Dank, terpaksa dirinya harus terus memutar otak dengan berbagai cara menciptakan kegiatan eksternal dan internal.
Untuk kegiatan eksternalnya lanjut ia, terkadang ada kegiatan yang diluar retribusi, tapi bisa dimasukan ke penghasilan per minggu, meskipun tidak bisa ditentukan ada dan tidaknya.
“Ya kalau kegiatan tersebut kan tidak bisa rutin dilaksanakan, tapi tergantung ada gak yang mau menggunakan kegiatan di Kerkop. Harapan yang nyatamah kita hanya berharap keadaan alam saja yang bisa bersahabat atau damai dengan kita,” harapnya.
Dank menjelaskan, sejak pertama tiket masuk SOR Kerkop ditarif Rp 2000/orang dewasa dan Rp 1000 untuk anak-anak, ditambahh parkir motor Rp 1000 atau Rp 2000 untuk mobil.
Dengan adanya perubahan atau perbaikan di Lapangan Kerkop katanya, seharusnya kini memang sudah ada kenaikan tarif untuk penunjang PAD.
Tapi sulitnya, kalau dinaikan pasti akan menimbulkan masalah.
“Makanya, dari awal kalau tarif masuk etap saja seperti itu, karena dihawatirkan, akan timbul permasalahan, “ tuturnya
Sementara itu katanya, jumlah karyawan di Kerkop sendiri kini ada sebanyak 13 ASN, 14 orang TKK dan sebanyak 30 orang TKS. Belum lagi ada tim kebersihan yang dari luar.
Memang katanya, selama ini SOR Kerkop juga secara rutin mendapat bantuan pemeliharaan dari Pemkab Garut senilai Rp 80 juta, meskipun nilai bantuan tersebut dirasakan tidak mencukupi dan kurang sebanding dengan jumlah PAD yang biasa disetorkan.
Dank pun menjelaskan, bahwa selama ini pihaknya tidak hanya mengelola Kerkop dan Dispora, tapi juga termasuk Lapangan Jayaraga, Lapangan Rancabango dan Lapangan Ibrahim Aji di Cikajang, sementara bantuan pemeliharaan yang Rp 80 juta hanya dialokasikan untuk Lapangan Kerkop saja.
Karenanya Dank pun berharap, selain Kerkop, ke depannya pemerintah juga bisa segera melakukan perbaikan-perbaikan Lapangan Rancabango dan Lapangan Ibrahim Aji Cikajang pada khususnya.
Terlebih, katanya, Lapangan Ibrahim Aji punya sejarah telah banyak melahirkan atlet-atlet kenamaan Garut yang telah memperkuat masa kejayaan Persib.
“Saya pikir, sudah sangat pantas kalau Lapangan Ibrahim Aji juga menggunakan rumput sintetis, sebagai penghormatan kepada masyarakat disana yang telah banyak menghasilkan bibit-bibit pemain bola ternama Persib dari Kota Garut,” ungkapnya.
Adapun upaya lain yang terus dilakukan lanjut Dank, adalah perbaikan dan pembangunan berbagai sarana penunjang seperti pembuatan kolam ikan, air mancur serta spot-spot menarik untuk sarana selvi.
Dengan demikian, para pengunjung pun katanya bisa tertarik datang ke kerkop tidak hanya untuk berolahraga saja, tapi juga ada yang ingin sekedar foto-foto atau selvi, bertiktok ria, terutama bagi mereka para youtuber.
“Makanya, agar bisa menarik perhatian para pengunjung, kita harus terus dituntut berinovasi. Siapa tahu nantinya dengan metode tersebut bisa mendatangkan sejumlah perusahaan besar yang mampu memberikan CSR untuk perkembangan dan kemajuan Kerkop,” pungkasnya. (Anang KN)***