HUKUM

Waspadai Modus Pemerasan di WhatsApp, Ini Pengakuan Korban

×

Waspadai Modus Pemerasan di WhatsApp, Ini Pengakuan Korban

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi media sosial (Pixabay/Erik_Lucatero)

KAPOL.ID – Modus pelaku kejahatan Informasi Teknologi Elektronik (ITE) cukup beragam.

Bahkan, pelakunya acap kali tak sendirian atau biasa beroperasi secara berkelompok.

Ada beberapa modus kejahatan di dunia maya atau medsos yang terbilang cukup marak.

Netizen harus waspada, jika temen media sosial WhatsApp atau FB anda, mengajak pertemanan dan ngobrol.

Pertama, khusus bagi kaum laki-laki harap waspada jika ada teman wanita di medsos yang kerap genit serta nakal.

Biasanya, cewek tersebut agresif, mengaku janda atau bicara sedang tak harmonis rumah tangganya.

Dia, terkadang mengajak teman lelaki di medsos curhat berujung mengajak video call.

Juga, cewek tersebut menawarkan video call adegan seronoh seperti buka-bukaan baju dan celana.

Biasanya, cewek genit tersebut meminta imbalan di transfer uang atau pulsa serta kuota.

Namun, warga net harus waspada yang ternyata itu menjadi modus kejahatan baru di medsos.

Aksi rayuan dan ajakan obrolan nakal tersebut, suka dimanfaatkan sebagai bukti bahan pelaku untuk memeras.

Hati-hati, biasanya korban ada juga yang berujung ditakut-takuti karena obrolannya dengan cewek tersebut di screen shoot dan akan disebar.

Atau, berujung ada yang mengaku suami dari cewek tersebut marah-marah alasan baca chat, hingga berujung minta uang ke korban.

Dan, jika tak mengindahkan keinginannya, maka dipastikan mengancam lapor polisi atau “ngontrog” ke rumah.

Dibenarkan salah seorang korban yang mengaku sempat merasa diperas oleh pelaku kejahatan di medsos WhatsApp.

Sebut saja HJ, dia harus keluar uang banyak akibat gaya hidup nakal di media sosial dan kurang waspada.

“Awalnya iseng, ada cewek teman FB yang ngajak video call. Semula asik, dia cantik, namun berujung ada yang marah dan mengaku suaminya. Dan, menuduh saya sudah pengganggu rumah tangganya,” ujar dia, Selasa (2/11/2022).

Sontak, kata dia, ancaman tersebut membuatnya kaget dan pasti akan merasa malu jika harus dipersoalkan.

Akhirnya, karena panik dia pun memenuhi permintaan uang tersebut sekira puluhan juta rupiah.

Setelah sadar jadi korban pemerasan, HJ pun akhirnya mengabaikan ancaman tersebut.

Modus lain kejahatan medsos lainnya, sasaran pelaku biasanya para emak-emak genit.

NN, seorang ibu rumah tangga warga Kota Bandung kepada kapol.id mengaku pernah diperas penjahat medsos sekitar belasan juta rupiah.

Ia mengakui itu akibat iseng dan terlalu percaya kepada cowok teman barunya di WhatsApp atau FB.

“Ganteng sih cowok itu, dia ngajak VC dan minta saya buka bukaan pakaian. Dasar penjahat, ternyata obrolan di screen shoot dan mengancam akan disebar jika saya tak memberi uang,” ujarnya.

Sial, ternyata memang dirinya menjadi target penjahat medsos khususnya di WhatsApp dan FB.

“Uang saya beri, ya dasar apes,” ujarnya.

Berikut tips cegah aksi kejahatan di medsos, pertama tak mudah terbujuk rayuan orang yang baru dikenal.

Kemudian, abaikan apa pun obrolan atau pembicaraan di medsos, jika tak kita kenal jangan terbujuk rayuan bentuk apa pun. ***