KANAL

Pulihkan Ekonomi, Krusial Keterlibatan masyarakat

×

Pulihkan Ekonomi, Krusial Keterlibatan masyarakat

Sebarkan artikel ini

KAPOL.ID – Masyarakat menjadi motor pengerak Silih Tulungan. Tanpa keterlibatan masyarakat, mesin Silih Tulungan sebagai pendorong pemulihan ekonomi Jawa Barat (Jabar) tidak akan bergerak cepat.

Divisi Komunikasi dan Gerakan Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jabar mulai menyosialisasikan Gerakan Silih Tulungan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat (togatomas) di Hotel Malaka, Kota Bandung.

Ketua Divisi Komunikasi dan Gerakan Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jabar Eric Wiradipoetra mengatakan, sosialiasi kepada togatomas amat krusial. Sebab, togatomas dapat memencarkan Silih Tulungan sebagai gerakan di tengah masyarakat.

“Silih Tulungan sebenarnya sudah menjadi budaya di Jabar. Tapi, kami coba menaburkan kembali nilai-nilai tolong-menolong. Karena di tengah ketidakpastian, Silih Tulungan ini yang menjadi perekat masyarakat untuk sama-sama pulih dan bangkit usai terpukul pandemi,” kata Eric.

Langkah pertama yang dilakukan untuk menggerakkan Silih Tulungan adalah membangun kesadaran masyarakat. Bahwa untuk menyelamatkan, memulihkan, dan menormalkan perekonomian, perlu ada kohesi sosial setiap individu masyarakat untuk terlibat.

Eric menyatakan, kohesi sosial setiap individu masyarakat menjadi pangkal utama agar penyelamatan, pemulihan, dan penormalan ekonomi Jabar dapat berjalan dengan komprehensif, terukur, inovatif, dan kolaboratif.

“Togatomas ini punya peran penting dalam menghidupkan kembali gerakan Silih Tulungan. Mereka bisa menyosialisasikan dan membangun kesadaran masyarakat bahwa Silih Tulungan harus dilakukan di tengah ketidakpastian akibat pandemi COVID-19,” ucapnya.

Jika kesadaran terbangun, masyarakat dan togatomas dapat memetakan permasalaha dan potensi di lingkungan masing-masing. Dengan begitu, Silih Tulungan dapat diejawantahkan melalui program-program, seperti koperasi di tingkat RT.

“Masyarakat jadi mengetahui apa yang harus dilakukan di lingkungan terdekat untuk sama-sama bangkit setelah terpukul pandemi dengan berlandaskan gotong royong atau Silih Tulungan,” kata Eric.

Budayawan sekaligus dosen Budi Setiawan Garda Pandawa alias Budi Dalton menilai, gerakan Silih Tulungan mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa tolong-menolong tidak hanya urusan materi.

“Dalam pandemi, semua orang terkena dampak sehingga kita harus saling tolong-menolong dalam konteks yang dekat dulu. Jadi jangan dulu menolong orang Garut, tapi tetangga dulu,” kata Budi.

“Ini program sudah sangat baik dan berbasis budaya, tinggal aplikasi yang belum saya dengar seperti apa. Teknis dibicarakan oleh para ahlinya. Ide koperasi di RT misalnya sangat mudah untuk diaplikasikan,” imbuhnya. ***