OPINI

Aka, Bercermin dari Sejarah

×

Aka, Bercermin dari Sejarah

Sebarkan artikel ini

Oleh Heru Haerul Anam

progresif dan futuristik, usianya terbilang muda tetapi sudah bergelimang prestasi dan pencapaian-pencapaian yang memukau di bidang ekonomi, pendidikan, dan lingkungan.

Lahir dari rahim pesantren, berhasil membangun jaringan usaha mandiri berbasis pesantren. Dia adalah Ust. Ahmad Tazakka Bonanza yang akrab disapa ‘AKA’, lahir 16 Juli 1989.

Pilkada Kab. Tasikmalaya 2020, telah memanggilnya untuk segera ambil bagian tampil di gelanggang demokrasi, mengambil tampuk kepemimpinan daerah untuk memberikan perubahan yang signifikan bagi kemajuan Kabupaten Tasikmalaya.

Bila masyarakat Kabupaten Tasikmalaya memercayai AKA untuk didaulat menjadi Bupati Kabupaten Tasikmalaya 2020-2025, dengan izin-Nya AKA akan membawa semangat dan atmosfer baru menjadikan Kabupaten Tasik lebih baik dari hari ini dan memberikan kemajuan bagi masa depan.

AKA merupakan satu-satunya calon Bupati termuda di Kab. Tasikmalaya. Tentu banyak anggapan bahwa usia muda seperti AKA terlalu dini untuk ikut bersaing dalam kontestasi politik ini. Tetapi anggapan seperti itu adalah warisan yang buta akan sejarah.

Sejarah telah mengajarkan kepada kita, bagaimana bangsa yang besar ini dapat berdiri karena semangat dan daya juang para pemuda waktu memproklamirkan Sumpah Pemuda.

Bahkan karena berangkat dari narasi besar bernama sumpah pemuda itulah kita hari ini bisa merasakan bagaimana Negara Indonesia ini bisa mencapai kemerdekaan dan kemandiriaannya.

Bukankah presiden pertama kita Ir. Soekarno bersama wakilnya Bung Hatta juga telah berkiprah sejak usia 20-an. Seorang Aktivis Soe Hok Gie menyuarakan kemanusiaan dan hak-hak rakyat di usia yang sama.

Bahkan K.H. Abdul Wahid Hasjim, ayah dari presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid (Gusdur) setelah menimba ilmu agama ke berbagai pondok pesantren di Jawa Timur dan Makkah, pada usia 21 tahun membuat gebrakan baru dalam dunia pendidikan pada zamannya.

Dengan semangat memajukan pesantren, Wahid memadukan pola pengajaran pesantren yang menitikberatkan pada ajaran agama dengan pelajaran ilmu umum. Sistem klasikal diubah menjadi sistem tutorial. Selain pelajaran Bahasa Arab, murid juga diajari Bahasa Inggris dan Belanda.

AKA lahir dari semangat yang sama. Ia adalah simbol tongkat estafet perjuangan bangsa. Dan Kabupaten Tasikmalaya hari ini sudah saatnya dipimpin oleh generasi muda yang memiliki semangat idealisme.

Kenyataan Kab. Tasikmalaya hari ini sudah cukup untuk dijadikan pelajaran dan cermin. Kini sudah saatnya mata masyarakat Kab. Tasikmalaya terbuka, menitipkan harapan baru kepada generasi muda.

Kita tutup lembaran lama, dan sambutlah episode baru bersama AKA. “Jiwa muda, cukup sekali menengok ke belakang, sisa waktunya diikhlaskan untuk merancang kemajuan masa depan”.***

—- Support KAPOL with subscribe, like, share, and comment —-
Youtube : https://www.youtube.com/c/kapoltv

Portal Web: https://kapol.tv
Twiter : https://twitter.com/kapoltv
Facebook : https://www.facebook.com/kabar.pol
Instagram : https://www.instagram.com/kapol_id
Portal Inside : https://kapol.id/