Oleh: Zaini Shofari (ZS)
Bukan sembarang pilar di samping kiri-kanan Bupati Sumedang ini, yang juga PH DPP PPP.
Diambil di Masjid Agung Sumedang, yang memiliki 166 buah pilar.
Memiliki tampilan yang sama, tiga Masjid Agung (ini): Bandung, Garut, dan Sumedang.
Sama-sama mempunyai akar historis yang panjang dengan filosofis berbeda.
Ciri khasnya adalah tiga _umpakan_ atau tahapan menjulang ke atas.
Dan keutuhan tampilan bentuk dan rupa mesjid ini nyaris sama ditiap kabupaten.
Di Bandung misalnya, lebih tren dinamakan _Bale Nyungcung_. _Bale_ artinya tempat/bangunan, sedangkan _nyungcung_ adalah kerucut seperti bentuk limas runcing ke atas.
Menunjukkan untuk tempat yang lebih dekat ke atas (Allah), secara vertikal.
Sama-sama dibangun diawal, juga pertengahan tahun 1800-an.
Namun, saat ini hanya Masjid Agung Sumedang yang masih mempertahankan keutuhan bangunannya.
Masjid Agung Bandung dan Garut sudah total berubah, nyaris tidak bersisa kedigdyaan kekuatan gaya arsitek yang memadukan berbagai unsur di dalamnya.
Oh ya di zaman modern pun, tiga tahapan bentuk mesjid di atasnya pun, diadopsi oleh Yayasan AmalBakti Muslim Pancasila saat Orba dengan membuat mesjid yang mirip sama.
Hanya saja tiap tahapan tidak terlalu runcing dan tahapan paling bawah, lebih lebar.
Dibangun kurun waktu 1982-1998 sebanyak 999 buah masjid, biasa dinamakan Masjid Pancasila.
Di dekat Jalan Muktamar NU Cipasung bakal kita temui mesjid ini.
Jadi teringat saat Gus Dur meninggal 30 Desember 2009, kebetulan posisi lagi di Tasikmalaya.
Malamnya, langsung kita gelar _tahlil_ bersama Sahabat PMII Kab. Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya.
Pernah merasakan sensasi Ramadan di Masjid Agung Sumedang atau sekadar _ngabuburit_? _Ti’is jigana_ bro … atau ta’jilnya harus dengan Tahu …