OPINI

Bayang-bayang Isu Dinasti Politik Pada Pilpres 2024

×

Bayang-bayang Isu Dinasti Politik Pada Pilpres 2024

Sebarkan artikel ini

Oleh Gita Wibawa Ning Putri
Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Galuh Ciamis

Ada tiga bakal calon presiden (bacapres) yang akan maju pada Pilpres 2024, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Seperti diketahui, bacapres Anies Baswedan resmi menggandeng Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai cawapres.

Sedangkan bakal capres dari PDIP Ganjar Pranowo resmi menggandeng Menkopolhukam, Mahfud MD sebagai cawapres. Dan yang terakhir yaitu bakal capres Prabowo Subianto yang secara resmi akan menggandeng bakal cawapres yakni Gibran Rakabuming Raka.

Seperti diketahui, Gibran merupakan Wali Kota Solo sekaligus putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kini, ketiga capres yang akan maju pada pemilu 2024 mendatang, sudah memiliki cawapres.

Pasangan calon (Paslon) Anies-Muhaimin menjadi yang pertama mendaftarkan di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kemudian disusul oleh paslon Ganjar-Mahfud, sedangkan untuk capres Prabowo, hingga hari ini belum mendaftarkan ke KPU.

Mencuatnya Isu Dinasti Politik

Terpilihnya putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres dari Prabowo Subianto menuai kontroversi dan akan berdampak pada mencuatnya isu dinasti politik. Pasalnya, usia Gibran yang baru berusia 36 tahun ini sudah akan mencalonkan sebagai cawapres. Banyak yang menyayangkan atas keputusan Prabowo untuk menggandeng Wali Kota Solo, Gibran sebagai cawapres pendampingnya. Sebab, sepak terjang Gibran didunia perpolitikan dinilai masih terlalu muda dan belum teruji. Baru 2 tahun memimpin Kota Solo yang kini langsung akan menjadi cawapres di pilpres 2024 mendatang untuk memimpin sebuah negara.

Hal yang memperkuat dugaan publik bahwa Presiden Jokowi memang sedang menciptakan dinasti politik di keluarganya. Selain Gibran, yakni menantunya, Bobby Nasution yang juga merupakan Wali Kota Medan. Pun dengan Ketua MK Anwar Usman yang merupakan ipar Jokowi atau paman Gibran yang mengetuk palu putusan batas usia capres-cawapres. Diperkuat lagi, baru-baru ini, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, yang ikut terjun ke dunia politik dengan bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia dan langsung menjadi ketua umumnya.

Dampak Putusan MK

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai batas minimal usia capres dan cawapres kini tengah ramai diperbincangkan publik dan jadi sorotan media. Pasalnya, putusan MK tersebut dinilai melanggar konstitusi dan dinilai hanya memihak pada kepentingan keluarga Jokowi saja yang hanya diperuntukkan bagi yang sudah mempunyai kekuasaan.

Putusan MK mengenai batas usia capres dan cawapres menuai pro dan kontra di ruang publik. Keputusan ini akhirnya menjadi polemik dan fokus publik terkait mencuatnya dinasti politik yang tak bisa lagi dielakkan. Fenomena praktik politik ini cenderung mencuat karena publik diperlihatkan pada putusan MK yang dinilai banyak kalangan putusannya lahir dari kepentingan politik. Bukan semata-mata atas dasar pertimbangan hukum.

Reaksi publik atas buntut setelah resmi diumumkannya Gibran Rakabuming Raka, sebagai bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto pun dibanjiri komentar pedas dari warganet pada akun media sosialnya. Banyak komentar-komentar negatif, bahkan sindiran yang bisa kita lihat dalam kolom komentar akun media sosial putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka ini.

Bagaimanapun, isu mengenai persoalan dinasti politik ini masih dipandang negatif oleh publik. Sebagian besar memandang bahwa politik dinasti lebih cenderung mengedepankan pada kepentingan (politik) keluarga dibandingkan pada kepentingan masyarakat. Tak heran, jika banyak yang tak setuju dengan praktik politik dinasti ini. Namun, terlepas dari isu dinasti politik yang sedang ramai diperbincangkan pada saat ini, kita berharap pilpres 2024 dapat berjalan dengan aman, tertib dan adil.***