KAPOL.ID–Jumat (25/6/2021) malam, generasi muda dan pelajar Tasikmalaya nonton bareng (Nobar) film “Bajay Bajuri” di Kampus SMA Muhammadiyah Tasikmalaya, Jl. Rumah Sakit Kota Tasikmalaya. Meski di bawah guyuran hujan, tetapi Nobar tetap khidmat di bawah naungan tenda.
Nobar film tersebut terselenggara atas prakarsa salah satu anggota DPR RI Komisi X, Ferdiansyah. Menurutnya, di samping untuk hiburan, kegiatan tersebut juga sebagai upaya edukasi terhadap masyarakat dengan media film pruduk sineas dalam negeri.
Meski bagaimanapun, menurut politisi Partai Golkar itu perfilman Indonesia sebagai bagian dari produk asli dalam negeri memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Karena itu perlu dikembangkan dan dilestarikan.
“Di tengah serbuan film-film luar seperti Drakor dan Hollywood misalnya, anak-anak muda sekarang seperti pelajar harus lebih mencintai perfilman Indonesia. Dengan mencintai film-film Indonesia berarti mencintai produk-produk dalam negeri, sekaligus melestarikan budaya dan ciri khas bangsa,” ujar Ferdiansyah.
Untuk itu, ke depan Ferdiansyah berencana memprakarsai festival film pendek untuk tingkat SMK dan SMA. Wilayah Tasikmalaya dan Garut akan didorongnya untuk mengikuti ajang tersebut.
“Tentu yang kita hadirkan nanti film-film yang terseleksi, juga yang sifatnya edukasi, tuntutan, contoh, dan tauladan. SMK Muhammadiah dan SMKN 3 Tasikmalaya ini kan mendapatkan predikat SMK unggulan,” tandasnya.
Ferdiansyah berharap akan muncul sineas-sineas muda dari Tasikmalaya, khususnya dari siswa-siswa SMK Muhammadiyah Kota Tasikmalaya. Agar perfilman Indonesia semakin maju dan lestari.
Di pihak lain, Kepala Sekolah SMK Muhammadiah Kota Tasikmalaya, Encep Maimun begitu mengapresiasi upaya yang Ferdiansyah lakukan. Bahkan pihaknya memiliki ide untuk membuat jurusan baru, yaitu film atau brodcas yang berhuhungan dengan Direktorat Film Musik dan Media Baru.
“Di SMK Muhammadiah ini kan ada Eskul seni budaya. Pernah meraih juara se-Priangan Timur dalam lomba nasyid. Ke depan kita kembangkan kompetensinya yang non akademik. Agar semakin banyak yang ukir presyasi seni budaya, termasuk dalam film,” ujar Encep.
Sementara Dedi Suryadin yang hadir mewakili KCD Pendidikan Provinsi Jabar Wilayah XII menilai Nobar tersebut sebagai agenda yang sangat bagus. Karena dengan munculnya Youtub seakan menyekat anak di dalam kamar. Sehingga kegiatan Nobar hanya menjadi kenangan generasi terdahulu.
“Kami apresiasi. Kalau bisa, nanti pada kondisi normal, Nobar seperti ini diandakan kembali biar anak-anak nanti muncul sebagai youtuber. Dunia digital kalau bisa menjadi bagian aset bangsa yang mendunia,” katanya.
Adapun Direktur Film, Musik dan Media Baru, yang diwakili oleh Pandu Pradana mengaku sangat memerlukan bantuan semua pihak untuk menumbuhkan insdustri perfilman; termasuk bantuan dari pihak sekolah semisal SMK.
“Apagi SMK ini kan dianakemaskan dalam keterserapannya ke industri dan lapangan kerja. Dalam hal ini, film bisa dikerjasamakan dan diajarkan kepada anak-anak milenial, dengan konten dan ide yang baru,” tegasnya.