KANAL

Gegara Timbangan, Angka Stunting di Cigalontang Meningkat

×

Gegara Timbangan, Angka Stunting di Cigalontang Meningkat

Sebarkan artikel ini
Camat Cigalontang, Dedi Herdiana.*

KAPOL.ID –
Berdasarkan data Dinas sosial dan PPKB P3A Kabupaten Tasikmalaya 14.775 anak masih berisiko stunting.

Mereka merupakan balita mulai 0 sampai 59 bulan tersebar di seluruh Kabupaten Tasikmalaya.

Sekertaris Dinas Sosial dan PPKB P3A Kabupaten Tasikmalaya, dr Eli Hendalia menjelaskan banyak penyebab anak berisiko stunting.

“Bisa karena ibu hamilnya, ketersediaan air bersih yang tidak memadai, tidak memiliki jamban sehat atau karena faktor hamil terlalu tua, terlalu muda.”

“Terlalu dekat jaraknya dan terlalu sering bisa sebabkan resiko stunting,” ujar dia di Desa Pusparaja Kecamatan Cigalontang, baru-baru ini.

Sementara itu, dari 39 Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya sebaran kasus stunting paling tinggi berada di kecamatan Cigalontang dengan 1.043 kasus.

Menanggapi hal tersebut, Camat Cigalontang, Dedi Herdiana mengaku angka tersebut perlu diverifikasi di lapangan.

“Setelah melakukan evaluasi bersama para kepala desa, bidan sampai kader posyandu, jujur saja kami meragukan data tersebut,” katanya.

Keraguan tersebut dibuktikan setelah memeriksa puluhan alat ukur timbangan yang biasa digunakan para kader untuk menimbang balita.

“Ternyata hasilnya tidak sama, bahkan perbedaan antara timbangan di desa satu dengan yang lainnya pun jauh sekali.”

“Makanya kami meyakini tingginya jumlah stunting di Kecamatan Cigalontang dipicu ketidakakuratan alat timbang balita,” katanya.

Ia mengatakan, semua alat ukur timbang diperiksa oleh Tera dari Dinas Perdagangan. Saat digunakan kembali di posyandu oleh para kader, jumlah stunting menurun drastis.

“Contoh di Desa Cidugaleun, semula jumlah balita ada 150 balita, ternyata jumlahnya hanya ada 75 anak balita yang memang tergolong stunting,” ujar camat.***