KAPOL.ID – Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Majalengka menggelar aksi demontrasi menuntut Presiden Joko Widodo segera buka suara dan mengambil sikap terkait wacana penundaan Pemilu serta penolakan jabatan tiga periode.
Selain itu, para aktivis mahasiswa juga mendesak pemerintah pusat agar membatalkan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Aksi mahasiswa sendiri dilakukan di titik 0,370 Majalengka, tepatnya di sebelah Utara Alun-alun Majalengka, Kamis (7/4/2022) sore sambil menanti waktu berbuka puasa.
Nampak sejumlah spanduk dan alat peraga dibentangkan dalam aksi itu bertuliskan “Tolak 3 Periode,” ‘Tolak Kenaikan BBM dan PPN’ dan ‘HBD Corona 2 tahun’.
Selain melakukan orasi di pusat kota Majalengka, mereka juga merangsek masuk ke kantor DPRD Majalengka, namun sayang para wakil rakyat itu sedang tidak berada di tempat.
Sehingga, orasi para mahasiswa bergeser ke titik 0,370 atau di tugu perjuangan.
Ketua HMI Cabang Majalengka, Agi Muhlis Bahari menegaskan, ada tiga 3 poin tuntutan mahasiswa kepada Presiden Joko Widodo.
Yaitu meminta agar Jokowi segera bersuara terkait penolakan kenaikan harga BBM, kenaikan pajak yang kini naik 11 persen dan menolak wacana dirinya yang ingin berkuasa selama tiga periode.
“Dampak ke kenaikan BBM sendiri dirasakan langsung oleh kami sebagai mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, Jokowi diminta peka dan melihat suara rakyat yang tidak mengharapkan terjadinya kenaikan BBM, jabatan tiga periode dan penundaan Pemilu. Sebab tindakan itu telah melukai dan mencederai rakyat Indonesia pada umumnya,” tegasnya.
Menurutnya, di masa jabatan Jokowi saat ini, biaya perkuliahan justru mengalami kenaikan. Sehingga, seluruh mahasiswa yang tergabung dalam HMI Majalengka menolak rencana masa jabatan 3 periode Jokowi.
“Selain itu, di masa jabatan Jokowi justru biaya kuliah naik. Kita di sini mewakili masyarakat juga, di mana selama ini masyarakat mengeluhkan dan kesulitan membeli atau mencari bahan-bahan dapur, khususnya minyak goreng. Minyak goreng pernah berada di fase tidak ada, tapi saat kalau ada juga mahal harganya. Kepemimpinan Jokowi malah menyengsarakan kami,” ucapnya.
Aksi yang berjalan sekitar dua jam itu mengundang para pengendara dan pengunjung alun-alun Majalengka.
Kendati demikian, aksi berjalan kondusif. Sejumlah petugas dari kepolisian ikut mengamankan jalannya aksi. (Mubaraq)***