PENDIDIKAN

Kondisi Guru di Kabupaten Tasikmalaya, Mengkhawatirkan

×

Kondisi Guru di Kabupaten Tasikmalaya, Mengkhawatirkan

Sebarkan artikel ini
Ketpot Ketua PGRI Kabupaten Tasikmalaya, H. Akhmad Juhana berbincang dengan pengurus di Culamega. PGRI Optimistis kepemimpinan Ade Sugianto bisa membawa pendidikan lebih dinamis dan lebih sejahtera.

KAPOL.ID – Ketua PGRI Kabupaten Tasikmalaya H. Akhmad Juhana mengaku prihatin dengan kondisi guru di Kabupaten Tasikmalaya.

Betapa tidak, jumlah guru yang statusnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) terus berkurang seiring dengan banyaknya guru yang pensiun dari tahun ke tahun.

Sedangkan beban guru sebagai tenaga pendidik di era digital saat ini semakin berat dalam membangun generasi berkualitas. Banyak sekolah di Kabupaten Tasikmalaya yang guru ASN hanya kepala sekolah saja.

“Tiap tahun jumlah guru terus berkurang. Sedangkan bebannya semakin berat di era teknologi sekarang ini. Ini sangat memperihatinkan, ” kata Akhmad Juhana.

Kondisi yang terjadi di Kabupaten Tasikmalaya kata dia bisa jadi merata di setiap daerah di Jawa Barat bahkan di Indonesia.

Kondisi ini harus mendapat perhatian serius dari pihak pemerintah termasuk pemerintah daerah, dengan cara mengangkat pegawai baru. Karena pendidikan sangat penting dalam membangun generasi bangsa ke depan.

Akhmad juhana meminta agar pemerintah dan pemerintah daerah juga memperhatikan kondisi guru honorer yang sudah mengabdi lama menjadi periorotas dalam pengangkatan guru menjadi ASN atau pun pengangkatan tenaga PPPK.

“Ya harus diperhatikan serius oleh pemerintah termasuk pemerintah daerah. Jangan sampai guru terus berkurang dan ini akan berpengaruh terhadap masa depan generasi bangsa di masa depan,” katanya.

Jangan sampai kata dia generasi bangsa di masa depan rusak karena pengaruh teknologi gawai yang saat ini kian digandrungi anak-anak yang dampaknya bisa merusak mental dan karakter anak.

Di tambah dengan minimnya tenaga pendidik profesional yang statusnya ASN yang bisa memberikan pendidik kepada anak. Sehingga anak semakin tidak terarahkan.

“Dan yang menjadi kekhawatiran kami saat ini hilangnya generasi atau rusaknya generasi bangsa di masa depan. Makanya negara harus hadir menyelamatkan dunia pendidikan,” ucapnya.***