TASIK, (KAPOL).- Walau pun lokasinya hanya berjarak sekitar 1 KM saja dari pusat Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya, akan tetapi tidak lantas membuat kondisi sarana pendidikan SDN 1 Cipakat mendapatkan perhatian pemerintah.
Sebaliknya, kondisi bangunan sarana pendidikan tersebut kini sudah dalam tidak layak pakai, rusak bahkan membahayakan aktivitas belajar mengajar puluhan murid dan guru disana.
Anehnya meski pihak sekolah telah mengajukan permohonan bantuan setiap tahunnya, akan tetapi SDN yang berlokasi di Desa Sukamulya Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya ini luput dari uluran tangan pemerintah.
Bahkan bantuan hanya turun ke SDN 2 Cipakat, yang lokasinya masih berhimpitan dengan bangunan SDN 1 Cipakat.
Dari pantauan KAPOL, kondisi ruangan kelas 4, kelas 5 dan kelas 6 SDN 1 Cipakat kondisinya sudah tidak terawat. Terlihat dari bagian atap ruang kelas yang hanya berbahan bilik bambu dan sudah bolong dibeberapa titik.
Kayu-kayu penopang atap pun dipastikan sudah lapuk termakan usia, hingga dikhawatirkan ambruk.
Selain itu, tembok bagian dinding ruang kelas juga sudah bolong-bolong.
Pihak sekolah bahkan telah menopang langit-langit atap depan bangunan kelas, karena beberapa kayu sudah lapuk dan miring tidak mampu menahan beban.
“Beginilah kondisi sekolah kami pak, memprihatinkan, bahkan nyaris ambruk karena sudah pada lapuk dimakan usia. Lihat saja, atapnya saja masih dari bilik bambu dan sudah bolong, mungkin ini satu-satunya sekolah yang masih memakai atap bilik,” papar Kepala Sekolah SDN 1 Cipakat, H. Hasan S.Pd, Jumat (4/10/2019).
Dikatakan dia, setiap tahun pihaknya selalu mengajukan perbaikan baik kepada Pemkab Tasikmalaya maupun kepada pemerintah pusat melalui Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dari tahun 2016 hingga 2018.
Namun pengajuan itu tidak ada realisasi sampai saat ini, hingga kondisi ruang kelas lapuk dan tidak terawat.
“Pengajuan sudah beberapa kali, tapi belum ada realisasi. Kami harapkan untuk segera perbaiki agar siswa nyaman saat belajar,” kata Hasan.
Bila hujan tiba, maka bagian atap kelas bocor dan air pun menggenang di lantai kelas.
Parahnya jika setiap dalam situasi seperti ini, buku-buku pelajaran siswa pun yang tersimpan di kelas ikut basah semua.
Aktifitas belajar pun terpaksa diganti oleh oprasi bersih-bersih (opsih) membersihkan ruagan kelas yang tergenang banjir.
Kondisi ini tentunya dikeluhkan oleh para siswa.
Seperti Hilma (12) siswi kelas 6 yang menuturkan dirinya tidak nyaman harus belajar di ruang kelas yang sudah rusak.
Jika musim hujan, sering terjadi bocor karena bagian atap dan genting dalam kondisi bolong.
“Pengennya diperbaiki dan bagus seperti sekolah yang lain. Kalau hujan bocor dimana-mana, belajar pun tidak nyaman,” ujar Hilma.
Pihak sekolah mengaku sedikit diberi harapan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya.
Dimana janjinya pada tahun depan jika bangunan SDN 1 Cipakat bakal mendapatkan rehab perbaikan. Hasan dan seluruh guru dan siswa pun kini menunggu janji tersebut ditepati. (KAPOL)***