Mengapa tidak ada foto yang bagus yang dibuat dan disebarkan pemerintah Pangandaran? Padahal kebutuhan untuk promosi pariwisata paling dasar ada pada ujung lensa.
Demikian kebutuhan untuk menyampaikan bukti kepada publik tentang uang hasil pajak dan pendapatan lain digunakan untuk pelayanan publik. Cara yang paling mudah adalah menyampaikan fakta kinerja pemerintah dengan “cekrek” atau rekam.
Ada 36 SKPD dan semuanya memiliki saluran media sosial. Tidak semua mampu menggunakan hasil jepretan dan video yang bagus. Memang tidak semuanya harus merekrut fotografer profesional. Tapi dengan ada satu atau dua orang saja yang memiliki keterampilan, semestinya bisa menjadi saduran. Sejenis brangkas data yang dapat diakses untuk kualitas postingan yang bagus.
Ada berlimpah keindahan alam yang setiap hari dapat “dipindai” dan diubah menjadi foto atau video yang menarik orang untuk mencintai Pangandaran dan menarik wisatawan untuk datang ke Pangandaran.
Ada ragam peristiwa dan fenomena yang terjadi terkait baik buruknya layanan publik yang bila tidak direkam, bisa jadi tidak terindra oleh pelayan masyarakat atau pemegang anggaran.
Ada banyak kegiatan, yang dapat dibagi kepada publik sebagai bukti ada giat pemerintahan maupun sebagai tinggalan sejarah tentang Pangandaran.
Ada begitu banyak orang, begitu banyak kelompok, begitu banyak aktivitas, begitu banyak cerita yang dapat dibingkai, disimpan dan disebarkan untuk menunjukan bahwa pemerintah ini memiliki wajah peradaban sendiri.
Wajah yang meskipun tanpa banyak solek, akan bermakna terlebih di tangan fotografer yang memahami “sesuatu” untuk segera diabadikan.
Tulisan ini bermaksud untuk mengajak lebih banyak pembaca “ngeuh” bahwa selama ini profesi ihwal fotografi dan videografi tidak berada dalam jangkauan kesadaran pemerintahan. Biro pers mungkin ada dan entah memberitakan apa. Tapi karya foto dan video bicara dalam bahasa yang berbeda.
Setidaknya publik jadi tersadar, ternyata ada banyak hal yang dapat menjadi sumber informasi bahkan menghibur daripada sekedar mendengar kabar defisit pemerintah atau cerita tentang rezim yang setelah 9 tahun berkuasa berakhir loyo.
(Ditulis oleh Ai Nurhidayat disertai gambar andalan pada postingan ini karya Panji Aseptian Pradana untuk kapol.id)