KAPOL.ID –
Rencana Pemprov Jabar untuk mempercepat reaktivasi jalur kereta api menuju Pangandaran mendapat respon positif. Hal tersebut sempat mendapat tanggapan disela-sela West Java Economic Society (WJES) 2025 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Selasa (27/5/2025).
“Pada prinsipnya sangat positif ketika jumlah akses ataupun kualitas infrastruktur meningkat. Ketika ada tambahan akses seperti reaktivasi jalur kereta, itu perlu didukung.”
“Akan ada dampak dalam pergerakan ekonomi wilayah,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Laura Rulida Eka Sari disela-sela Saresehan WJES 2025.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, M. Nur mengatakan, akses transportasi bakal menunjang perkembangan ekonomi wilayah. Secara statistik, perekonomian Jawa Barat juga tumbuh positif mendekati 5 persen pada kuartal-I tahun 2025.
Andil sektor industri dan perdagangan cukup besar terutama wilayah Jabar bagian utara. Disusul pertanian yang sebagian besar dari wilayah Priangan Timur atau Jawa Barat bagian selatan.
“Priangan timur ini memiliki potensi luar biasa dari sektor pertanian, pariwisata dan perikanan. Namun seperti hasil saresehan sebelumnya, akses transportasi perlu peningkatan,” katanya.
Pihaknya berharap, hasil saresehan ini dapat menjadi masukan kepada Pemprov Jabar untuk pembangunan ekonomi. Baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Terlebih banyak masukan dari berbagai kalangan mulai dari akademisi, mahasiswa, pelaku usaha agar pembangunan di Jawa Barat lebih efektif dan maju.
“Seperti tagline gubernur, menuju Jabar Istimewa,” kata Nur.
Efek Trump
Sementara itu, Dr. Keni Kaniawati, SE. M.Si dari ISEI (ikatan sarjana ekonomi Indonesia) Jabar memberi catatan terkait kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump. Meskipun prediksi angka pertumbuhan ekonomi masih positif, namun perlu upaya lain terutama perhatian terhadap UMKM.
“Pengalaman krisis ekonomi 98, pelaku UMKM dapat bertahan. Efek tarif masuk Trump yang berlaku beberapa bulan kedepan, bakal ada dampak untuk perekonomian global.”
“Tentunya termasuk wilayah Jabar yang juga mengekspor sejumlah produk ke beberapa negara lain termasuk AS. Kita harus memitigasi risiko sejak dini, termasuk memperkuat UMKM,” katanya.***