INDIHIANG, (KAPOL).- Puluhan mahasiswa dari HMI Cabang Tasikmalaya dan PMII Kota Tasikmalaya, melakukan aksi ke DPRD Kota Tasikmalaya, Selasa (3/9/2019).
Mereka mendesak kepada 45 anggota DPRD Kota Tasikmalaya yang baru untuk bekerja pro rakyat.
Maka dalam hal ini DPRD Kota Tasikmalaya dalam merumuskan kebijakan-kebijakannya harus berpijak atas dasar kebutuhan masyarakat Kota Tasikmalaya, terutama perusahaan yang nakal dan tidak memperhatikan para pekerjanya dan menuntut Perda Ketenagakerjaan.
Korlap Aksi Lutfi Abdul Aziz, disela-sela aksi di depan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya mengatakan, Mahasiswa menuntut kebijakan yang dibuat harus pro rakyat.
Juga dalam hal pengawasan pelaksanaan Perda DPRD harus mampu mengontrol dengan baik.
Langkah ini sebagai upaya peningkatan kulaitas pelayanan publik. Serta perubahan pola pikir dan budaya kerja anggota dewan.
Dikatakannya, aspek dimaksud tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling terkait satu sama lain. Perubahan satu aspek akan memberikan pengaruh kausal kepada aspek lain.
Untuk itu, kata Lutfi, Kami sebagai mahasiswa kepada dewan terpilih untuk responsif melakukan kinerja sesuai dengan permasalahan.
Diantaranya nasib oara disabilitas dan nasib kaum buruh yang hingga saat ini tidak ada payung hukumnya.
“Kami menuntut tegakkan reformasi birokrasi, membuat Perda Diabilitas, Membuat Perda Ketenagakerjaan dan mengawasi perusahaan yang tidak melaksanakan kewajibanya terhadap karyawan dan harus memperhatikan pertumbuhan ekonomi inklusif serta sistem transfortasi yang terintegritas,” katanya.
Aksi para mahasiswa sempat bentrok dengan aparat Kepolisian yang mengawal jalannya aksi. Para mahasiswa sempat saling baku hantam dengan Polisi hingga beberapa kali dalam aksi tersebut.
Mereka menginginkan untuk masuk ke dalam Gedung Dewan yang sedang dilakukan pelantikan.
Ada beberapa mahasiswa yang menjadi korban saat aksi saling dorong yang berujung baku hantam, mereka harus dievakuasi dari massa aksi.
Massa aksi terus merangsek dan mendekati pintu pagar gerbang kantir DPRD Kota Tasikmalaya setelah barakade Polisi mundur.
Namun aksi terus berlangsung karena dari Anggota DPRD yang baru tidak juga menemui mahasiswa.
Setelah pelantikan usai, perwakilan dari Dewan yang baru menemui massa aksi.
Mereka sepakat dan menandatangani fakta integritas dan aspirasi mahasiswa dan berjanji akan melaksanakan keinginan dan tuntuttan mahasiswa tersebut.
Sementara Ketua DPRD Kota Tasikmalaya yang baru dilantik Aslim mengemukakan, pihaknya baru dilantik dan diangkat sebagai ketua sementara.
Mengenai keinginan dan tuntutan mahasiswa, pihaknya akan berupaya setelah depinitif.
Disinggung kapan akan dilakukan pengangkatan definitif sehingga bisa secepatnya melaksanakan kinerja sesuai dengan tuntutan mahasiswa, pihaknya belum bisa memastikan kapan.
Hanya saja, menurutnya akan secepatnya di komunikasikan dan dirapatkan.
Aspirasi dan tuntutan mahasiswa sudah diterima dan ditandatangi oleh DPRD Kota Tasikmalaya. Para mahasiswa mulai membubarkan diri.
Akan tetapi, mahasiswa akan melakukan aksi lebih besar jika tuntutan mereka tidak juga dikerjakan di kemudian hari.
Masa aksi yang mendemo sejak pagi hingga siang kemudian membubarkan sekitar pukuk 13.30 wib, setelah ada penandatanganan oleh anggota DPRD Kota Tasikmalaya. (KP-07)***