KAPOL.ID –
Masyarakat peduli lingkungaan Kabupaten Tasikmalaya menilai pemerintah khususnya tim gugus tugas terlihat masih slow respon tangani virus corona.
Padahal sudah ditemukan kasus lima positif terjangkit Covid-19 (Corona), termasuk meninggalnya 7 PDP plus 1 ODP.
“Jika tidak slow respon, hal semacam ini pasti tak akan terjadi,” ujar Yayat salah satu warga di Kecamatan Manonjaya, Rabu (22/4/2020) malam.
Seharusnya, kata dia, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya jangan terlalu santuy. Menyalahkan kota zona merah juga tak baik.
“Solusinya seharusnya dipikirkan lebih lagi. Teori pemerintah bagus sangat diakui, tapi kok sampai memakan sejumlah orang terindikasi terjangkit, serta seorang hingga positif,” paparnya.
Selain itu, tak sedikit pula pendatang serta pemudik datang dari zona merah yang lolos tak terjaring. Apa itu sudah terkontrol selain pemahaman pengetahuan akan bahaya covid-19 ini.
“Saya rasa belum sampai sepenuhnya ke masyarakat. Kalau sampai, pasti gak akan yang bobol,” bebernya.
Seharusnya, kata dia, alat pendeteksi COVID-19 ditempatkan di wilayah yang masih aman sekalipun. Sebagai pencegahan daripada mengambil risiko.
Abah Idras, seniman dan aktifis Lingkungan, sepakat dengan tersedianya alat rapid tes. Pembiaran dan menunggu kasus itu membuktikan kesadaran serta rendah kepedulian.
“Cuci tangan saja pakai sabun tidak cukup dalam suatu pencegahan. Minimalnya, kedatangan harus terdata itu penting,” katanya.
Di setiap pemberhentian angkutan umum saja, masih polos melompong. Padahal setiap pustu di desa sangat membantu untuk pengecekan setiap pemudik atau pendatang.
“Jangan seperti saat ini turun ke lapangan hanya sebatas seremoni saja, duh terlalu,” kata singkatnya. (dhi-dhi)***